SOLOPOS.COM - Ilustrasi bawang merah. (Solopos.com/M. Ferri Setiawan)

Solopos.com, SEMARANG — Kabupaten Brebes selama ini dikenal sebagai sentra atau daerah penghasil bawang merah terbesar di Jawa Tengah (Jateng). Namun, penghasil bawang merah di Jateng rupanya bukan hanya Brebes.

Bawang merah merupakan salah satu bumbu masak utama dunia yang berasal dari Iran, Pakistan, dan pegunungan-pegunungan di sebelah utaranya. Bawang merah ini kemudian menyebar ke berbagai penjuru dunia, baik di negara tropis maupun sub-tropis.

Promosi BRI Catat Setoran Tunai ATM Meningkat 24,5% Selama Libur Lebaran 2024

Dilansir dari berbagai sumber, di Indonesia, Jawa Tengah merupakan sentra produksi bawang merah terbesar. Bahkan pada tahun 2021, Jateng menyumbang lebih dari 1/4 produksi bawang merah nasional.

Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang tahun 2022, Jawa Tengah memproduksi bawang merah mencapai 556.057 ton. Berikut 5 daerah di Jawa Tengah (Jateng) yang menjadi sentra atau penghasil bawang merah terbesar:

• Brebes

Brebes memiliki jumlah produksi bawang merah terbesar di Jawa Tengah. Di tahun 2022, produksi bawang merah di kabupaten ini mencapai 384.448 ton.

Dilansir dari brebeskab.go.id, salah satu sentra produksi terbesar di Indonesia dengan share produk bawanh merah nasional terbesar adalah Kabupaten Brebes. Terdapat 11 kecamatan dari 17 kecamatan yang menjadi wilayah sentra komoditas bawang merah. Kecamatan sentra utama tersebut berada di Kecamatan Larangan, Wanasari, Bulakamba dan Brebes dengan rata rata luas tanam per tahun mencapai 35.000 hektare.

• Demak

Demak berada di urutan kedua sebagai daerah penghasil bawang merah terbesar di Jawa Tengah (Jateng). Produksi bawang merah di Demak pada tahun 2022 lalu bahkan mencapai 510.808,70 kuintal.

Total produksi di Demak yang cukup besar tersebut turun dari tahun 2021 yang total produksinya mencapai 587.049 kuintal. Dilansir dari demakkab.go.id, pada tahun 2022 lalu Bupati Demak mengungkapkan bahwa bawang merah merupakan komoditas hortikultura utama di Kabupaten Demak.

Beliau juga mengungkapkan jika usaha bawang merah memilki prospek yang sangat menjanjikan. Kontribusinya yang tinggi dalam perekonomian, menjadi salah satu penunjang banyaknya petani bawang merah di beberapa wilayah. Desa Pasir merupakan Desa terluas dan terdapat kurang lebih 3.500 hektare lahan bawang merah. Selain itu, Desa Pasir Kecamatan Mijen juga terpilih menjadi salah satu pengembangan binaan klaster bawang merah. Oleh karena itu diresmikanlah gudang bawang merah Gabungan Kelompok Tani Karya Makmur Desa Pasir.

• Grobogan

Sama halnya Demak, Grobogan juga mengalami penurunan jumlah produksi bawang merah di tahun 2022. Jika di tahun 2021, jumlah produksinya mencapai 261.114 kuintal, di tahun 2022 mengalami sedikit penurunan hingga 245.045 kuintal.

Dilansir dari jatengprov.go.id, Kabupaten Grobogan saat ini juga mulai dikenal sebagai daerah penghasil bawang merah terbesar di Jateng. Komoditas bawang merah di Grobogan mulai berkembang sekitar tahun 2015. Kemudian dalam kurun waktu lima tahun mulai mengalami kenaikan penanaman yang cukup pesat. Beberapa kecamatan yang menjadi sentra bawang merah di kabupaten ini antara lain, Kecamatan Penawangan, Klambu, Toroh, Tanggungharjo, Godong, Gubug, Tegowanu dan Purwodadi.

• Pati

Jika di tahun 2021 jumlah produksi bawang merah di Pati mencapai 297.790,35 kuintal, maka di tahun 2022 justru mengalami penurunan hingga 235.142,53 kuintal. Bahkan di tahun tersebut harga bawang merah di tingkat petani berada di angka Rp13.800 per kilogram (kg).

Tentunya dengan harga tersebut bisa dipastikan para petani hanya dapat menutupi ongkos produksinya saja bahkan bisa dibilang rugi. Dilansir dari dprd.patikab.go.id, anjloknya harga bawang merah di pasaran tersebut disebabkan karena stok yang melimpah pascapanen. Selain itu juga karena hasil panennya tidak langsung ke pasar, melainkan dijual ke pedagang kecil yang kemudian ke pengepul sedang, pengepul besar hingga baru ke pedagang besar. Banyaknya rangkaian inilah yang menyebabkan petani rugi.

• Temanggung

Di tahun 2022, Temanggung berhasil mencapai jumlah produksi bawang merah hingga 176.146 kuintal. Jika dibandingkan tahun 2021 yang berjumlah 111.084 kuintal, jumlah produksi ini mengalami peningkatan. Dilansir dari jatengprov.go.id, di Temanggung terdapat program lumbung pangan atau food estate yang menunjukkan hasil positif. Sistem food estate ini berbasis pada produk. Di mana petani menanam konsentrasi pada produksi, kemudian hasil panennya sudah ada yang membeli, dan harga ditentukan pada perjanjian kerja sama sebelumnya. Dalam sistem ini terdapat juga jaminan pasar. Dengan demikian petani hanya perlu berkonsentrasi pada produksi, karena mereka sudah mengetahui jika nanti hasil produksinya ada pembeli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya