SOLOPOS.COM - ilustrasi pelelangan ikan hasil tangkapan. (JIBI/dok)

Sektor perikanana di wilayah pesisir selatan Jateng-DIY diperkirakan akan segera memasuki panen.

Kanalsemarang.co, CILACAP-Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Cilacap memprakirakan nelayan di pesisir selatan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta segera memasuki musim panen ikan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saat ini, angin timur di wilayah perairan selatan Jateng dan DIY sudah mulai menguat. Dari pantauan kami, pada dasarian [10 hari] ketiga bulan Mei ini sudah murni angin timuran,” kata Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (22/5/2015).

Menurut dia, musim angin timur identik dengan musim panen bagi nelayan di pesisir selatan Jateng-DIY karena berbagai jenis ikan akan bermunculan di perairan selatan Jateng-DIY.

Bahkan, kata dia, beberapa wilayah di Samudra Hindia selatan Jateng-DIY sudah mulai terlihat adanya “upwelling” atau peristiwa naiknya massa air laut yang disebabkan oleh perbedaan temperatur antara lapisan permukaan air laut dan bawahnya yang lebih dingin.

“Umumnya zat hara berada di lapisan bawah. Akibat adanya upwelling ini, zat hara naik ke permukaan laut dan diharapkan dengan adanya proses upwelling, nelayan akan lebih mudah menangkap ikan di lapisan permukaan. Semakin biru warna pada peta semakin kuat aktivitas upwelling-nya,” kata dia menunjukkan peta upwelling.

Menurut dia, arus naik tersebut membawa nutrisi dari dasar ke permukaan laut sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan fitoplankton yang merupakan bahan dasar rantai makanan di lautan.

“Peningkatan pertumbuhan fitoplankton ini dapat mendukung dan meningkatkan konsentrasi zooplankton dan membentuk rantai makanan di laut, dan pada akhirnya ikan merupakan predatornya,” kata dia menjelaskan.

Dengan demikian, kata dia, upwelling di perairan selatan Jateng-DIY yang terjadi saat musim angin timuran dan akan membawa dampak positif terhadap hasil tangkapan ikan sehingga menjadi tambah banyak.

Ia mengatakan bahwa upwelling maksimum di perairan selatan Jawa terjadi pada bulan Juni-Agustus yang merupakan puncak musim angin timuran.

“Pada bulan-bulan tersebut terdapat banyak nutrisi, sehingga wilayah perairan selatan Jateng-DIY terdapat banyak ikan. Akan tetapi pada bulan-bulan tersebut pula, gelombang tinggi sering terjadi,” katanya.

Oleh karena itu, dia mengimbau nelayan untuk tetap waspada karena gelombang tinggi masih berpeluang terjadi terutama saat puncak musim angin timuran yang diprakirakan akan berlangsung pada bulan Juli-Agustus.

“Kalau dalam beberapa pekan ke depan, wilayah perairan selatan Jateng-DIY masih kondusif dengan tinggi gelombang maksimum berkisar 2-2,5 meter. Jika terjadi peningkatan tinggi gelombang, kami akan segera merilis peringatan dini gelombang tinggi,” katanya.

Sementara itu, sebagian besar nelayan di pesisir selatan Kabupaten Cilacap telah kembali melaut setelah beberapa bulan mengalami masa paceklik akibat pengaruh angin baratan.

Salah seorang nelayan di Cilacap, Kartim,50, mengaku sudah mulai melaut meskipun belum banyak ikan yang bermunculan di perairan selatan Jateng.

“Ya daripada kelamaan menganggur lebih baik melaut karena ikan mulai bermunculan walaupun belum banyak. Lumayan, bisa buat memenuhi kebutuhan keluarga,” katanya.

Sebelumnya, Ketua Koperasi Unit Desa (KUD) Mino Saroyo Cilacap Untung Jayanto memperkirakan musim panen ikan akan berlangsung mulai akhir bulan Juni atau awal Juli.

Kendati demikian, dia mengakui bahwa musim panen ikan itu tetap tergantung pada kondisi cuaca di perairan selatan Jateng.

Meskipun baru awal musim angin timuran, dia mengatakan bahwa Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pandanarang [salah satu TPI yang dikelola KUD Mino Saroyo] mulai diramaikan dengan aktivitas nelayan yang melelang ikan hasil tangkapan mereka setiap malam hari.

Menurut dia, ikan yang banyak dilelang oleh nelayan di TPI Pandanarang berupa bawal putih karena ikan-ikan lainnya belum banyak yang muncul di perairan selatan Jateng.

“Bawal putih cukup bagus, kalau ikan lainnya belum muncul. Paling ikan-ikan kecil atau lembutan di TPI Sentolo Kawat [TPI yang dikelola KUD Mino Saroyo] yang harganya berkisar Rp3.000-Rp3.500 per kilogram,” katanya.

Sementara untuk harga ikan bawal putih, kata dia, berkisar Rp75.000-Rp180.000 per kilogram yang bergantung pada ukurannya.

“Tapi itu harga lelang,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya