SOLOPOS.COM - Ilustrasi kebiri kimia pada pria (JIBI/Dok)

Solopos.com, SOLO–Seksualitas kali ini mengulas soal sunat. Cukup banyak pendapat yang berkembang sunat bisa menambah ukuran alat vital pria, benarkah? Sunat saat usia laki-laki masih anak-anak dipercaya dapat membuat ukuran alat vital makin besar. Benarkah demikian? Lantas bagaimana dengan pria yang disunat saat usia dewasa?

Bagi muslim, sunat pada laki-laki adalah hal yang wajib. Secara medis, sunat juga telah terbukti memberikan banyak manfaat untuk kesehatan pria. Tapi klaim sunat yang dipercaya dapat memperbesar ukuran kelamin dibantah oleh dokter.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Tidak ada kaitannya antara sunat dan pembesaran penis,” jelas dr Andri Wanananda, MS, seksolog dari Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara Jakarta, kepada Detik, Senin (5/5/2014).

Jelasnya, lanjut dr Andri, sunat pada masa kanak-kanak atau sunat pada usia dewasa, tidak akan membuat alat vital bertambah besar atau panjang.

Ekspedisi Mudik 2024

Panjang dan besar ditentukan oleh etnis, ras bangsa di dunia, serta oleh faktor genetis (keturunan), dan kadar hormon pria (testosteron).

Meski tak bisa membuat ukuran kelamin pria makin besar, tapi dokter memastikan bahwa sunat benar-benar memberikan manfaat untuk kesehatan pria, mulai dari mengurangi penumpukan kotoran hingga menghindari risiko kanker penis.

“Manfaatnya bisa menghindari penumpukan kotoran. Sebab setelah kencing, biasanya masih ada tersisa di kulit (kulup penis) yang akhirnya dapat menyebabkan iritasi kronis. Iritasi kronis inilah yang bisa menjadi risiko kanker penis,” kata Dr dr Nur Rasyid, SpU(K), dokter spesialis urologi dari RSCM.

Bakteri dan Kuman

Pada pria yang tak disunat, bakteri dan kuman-kuman penyakit lebih mudah terkumpul di balik kulup penis. Apalagi bagian ini seringkali menghasilkan cairan yang memicu penumpukan kotoran. Inilah sebabnya ujung penis perlu dibersihkan, terutama pada pria yang tak disunat.

Bahkan pada pria yang mengalami kelainan tertentu yang disebut fimosis, kelaminnya harus disunat. Fimosis merupakan kondisi di mana kulit penis melekat dengan kepala penis. Akibatnya, kepala penis tidak bisa terbuka atau malah menghalangi lubang saluran air kencing.

Kondisi ini membuat kotoran hasil pengeluaran kelenjar kulup menumpuk di sekitar kepala penis atau disebut smegma. Jika dibiarkan, kuman atau bakteri yang menumpuk akan merambat ke saluran kencing dan pada akhirnya memicu infeksi. Untuk mengatasinya, sunat mutlak diperlukan.

Walau demikian, dr Rasyid menegaskan bahwa bukan berarti pria yang tak disunat berisiko mengalami kanker penis. Tapi bagi pria, memang sebaiknya menjalani sunat untuk meminimalisir risikonya. Sebab ada beberapa penyakit lain yang bisa dikurangi ancamannya dengan sunat.

“Tentu sunat banyak sekali manfaatnya. Namun yang sudah pasti, sunat bermanfaat mencegah kanker penis, mencegah infeksi pada penis, dan ada satu penelitian yang menyatakan sunat dapat membuat mengurangi risiko infeksi HIV. Namun itu belum bisa dipastikan atau belum jelas,” kata dr Eddy Karta, SpKK, spesialis kulit dan kelamin RSCM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya