SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

KARANGANYAR — Sekretaris Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Karanganyar, Aris Mulyadi dilaporkan ke polisi dengan kasus dugaan penggelapan uang milik partai tersebut senilai Rp1 juta. Kasus tersebut terjadi pada saat Aris Mulyadi menduduki jabatan sebagai Ketua DPC Partai Gerindra pada 2011 silam.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, menyebutkan kasus tersebut dilaporkan salah satu pengurus anak cabang (PAC) Partai Gerindra, Gemini Kentyarso di Mapolres Karanganyar pada Jumat (19/4/2013). Aris diduga menggelapkan dana partai Gerindra dengan memalsukan tanda tangan pada laporan keuangan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut Ketua DPC Gerindra Karanganyar, Wagiyo, bahwa laporan keuangan Partai Gerindra pada 2011 lalu cacat hukum karena tanda tangan dan stempel partai dipalsu. Dugaan kasus penggelapan uang dan pemalsuan tanda tangan tersebut dapat memperburuk citra partai yang dipelopori Prabowo Subianto.

Ekspedisi Mudik 2024

“Tanda tangan dan stempelnya dipalsukan, ini sudah masuk ranah hukum,” katanya, Jumat.

Pihaknya telah melakukan pertemuan dengan para pimpinan Partai Gerindra untuk membahas kasus tersebut. Hasilnya, pihaknya memilih menempuh jalur hukum dengan melaporkan Aris Mulyadi ke pihak kepolisian. Pihaknya menyerahkan kewenangan kepada polisi untuk mengusut kasus tersebut.

Selain itu, dia juga menuding ada oknum pengurus Partai Gerindra Karanganyar yang bermain pada tahapan pendaftaran calon legislatif (caleg) pada pemilu legislatif (Pileg) 2014. Menurutnya, tahapan pendaftaran caleg yang masuk Daftar Caleg Sementara (DCS) tidak transparan.

“Nomor urut pada DCS tidak transparan, tidak sesuai mekanisme partai,” ujarnya.

Secara terpisah, Aris Mulyadi membatah keras dirinya menggelapkan dana partai senilai Rp1 juta. Menurutnya, kasus tersebut bermuatan politis karena berbarengan dengan tahapan DCS. Aris menduga terdapat pihak yang tidak bertanggungjawab ingin mengacaukan proses tahapan DCS Pileg 2014.

“Secara logika saya tidak mungkin menggelapkan dana yang besarnya hanya Rp1 juta. Itu hanya caleg yang kecewa karena tidak masuk DCS,” jelasnya saat dihubungi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya