SOLOPOS.COM - Ketua JSC Bugiakso dan Direktur Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM, Revrisond Baswir saat menyerahkan ijazah pada “mahasiswa” petani di Pendopo JSC, Minggu (10/11/2013). (Joko Nugroho/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, SLEMAN – Sekolah Tani bekerjasama dengan Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan Universitas Gajah Mada (UGM) dan Jenderal Soedirman Center (JSC) mewisuda 30 “mahasiswa” di Pendopo JSC, Minggu (10/11/2013). Semua mahasiswa ini merupakan petani tradisional asal Kabupaten Sleman.

Ketua Sekolah Tani, Agus Subagyo mengatakan pendidikan sekolah pada para petani ini dilakukan sejak 2 Mei 2013 hingga 24 September 2013. Mahasiswa tani ini dididik oleh 16 dosen UGM dan pusat studi berbagai perguruan tinggi swasta lainnya.

Promosi Isra Mikraj, Mukjizat Nabi yang Tak Dipercayai Kaum Empiris Sekuler

“Materi yang diberikan di sekolah tani angkatan I ini masih banyak kekurangan. Untuk itu perlu adanya evaluasi penyempurnaan baik dari sisi materi maupun sistem belajar,” jelas Agus, usai kegiatan.

Agus berharap bisa menularkan ilmu yang diperoleh selama pendidikan kepada petani lain. “Kami berharap mahasiswa tani angkatan I ini menjadi petani pejuang atau pejuang tani,” tambahnya.

Ketua Umum JSC, Bugiakso mengatakan sekolah tani ini berdiri dilatarbelakangi asumsi para pengagas yang menilai pemerintah belum pro petani. Sebab di negara maju, dukungan pemerintah kepda petani sangat tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya