SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

PURWOREJO—Sekolah pinggiran di Kabupaten Purworejo mengeluhkan kebijakan sekolah negeri yang membuka kelas tambahan pada pendaftaraan peserta didik baru (PPDB) tahun ini. Akibatnya, beberapa sekolah mengaku kekurangan murid. Jika tidak ada kebijakan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat mereka khawatir akan gulung tikar.

Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah Tamansari Butuh, Akhmad menyatakan, hingga Selasa, (5/7), sekolahnya baru menerima empat siswa baru. Jumlah tersebut, katanya, jauh dari ideal. Penyebabnya, tambah Akhmad, banyak siswa yang memilih sekolah-sekolah negeri.

Promosi Desa BRILiaN 2024 Resmi Diluncurkan, Yuk Cek Syarat dan Ketentuannya

“Padahal, jaraknya juga agak jauh. Kalau seperti ini terus, sekolah swasta bisa gulung tikar,” keluhnya kepada Harian Progo Express, hari ini.

Hal senada juga disampaikan Kepala Sekola SMP Muh Jono Bayak, Suharti. Menurut dia, dari sekitar 47 kuota siswa yang tersedia, hingga kemarin baru ada 13 siswa yang mendaftar. Jumlah tersebut, jelasnya, jauh dari ketentuan standar maksimal kelas yang terisi 32 siswa. “Bagaimana lagi, yang daftar hanya sebanyak itu. Kami hanya minta kebijakan dari Dinas,” ungkap Suharti.

Meski mengaku kekurangan siswa, Bagian Kesiswaan SMP Pembangunan Ngombol, Iwan Hermanto menyatakan sebanyak 60 kursi siswa baru yang disediakan, sampai saat ini baru terisi 45 siswa baru. Kenyataan tersebut, menurut Iwan bisa mengancam keberadaan sekolah-sekolah swasta. “Banyak sekolah negeri yang membuka atau menambah kelas baru. Jika tidak ada kebijakan dari Dinas, bisa jadi tahun depan sekolah swasta gulung tikar,” ucapnya saat dihubungi.(Harian Progo Express/Abdul Hamied Razak)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya