SOLOPOS.COM - Warga Desa/Kecamatan Juwiring, Kl aten, menanam vetiver di bantaran Sungai Pusur, Senin (22/3/2021). (Solopos-Taufiq SIdik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN -- Sejak 2016, Sekolah Sungai Klaten bergulir yang diinisiasi akademisi didukung pemkab dan sukarelawan. Hal itu berawal dari keprihatinan kondisi sungai yang kian tercemar terutama oleh sampah hingga berujung banjir.

Para sukarelawan dilatih pengurangan risiko bencana, mengorganisasi dan membentuk komunitas, hingga pengelolaan kawasan sungai di Klaten menjadi objek wisata.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Dari awal sukarelawan yang terlibat tidak banyak. Kalau tidak salah di bawah 100 orang,” kata salah satu pegiat Sekolah Sungai Klaten, Arif Fuad Hidayah, 39, saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (22/3/2021).

Baca juga: Spontanitas, Ternyata Ini Alasan Kijing di TPU Karangdowo Klaten Dicat Warna-Warni

Kegiatan Sekolah Sungai Klaten kian berkembang menjadi sekolah lapangan berisi edukasi konservasi sungai.

“Ada juga kegiatan bersih-bersih sungai secara rutin hingga kursus singkat. Dari Sekolah Sungai juga menginisiasi taman sungai, komunitas peduli sungai, serta kegiatan respons kejadian banjir serta koordinasi,” kata Arif.

Saat ini, ada 40 komunitas dengan jumlah anggota mencapai ratusan orang. Komunitas yang menyebar ke berbagai wilayah itu tak hanya berisi sukarelawan, melainkan kelompok masyarakat hingga pelajar.

Pengelolaan Sampah hingga Wisata

Aktivitas komunitas tak hanya bersih-bersih sampah. Ada penanaman vetiver atau akar wangi untuk memperkuat tanggul sungai. Belakangan, kegiatan komunitas berkembang pada ekonomi kreatif berbasis pertanian, pengelolaan sampah, hingga wisata.

“Kekuatannya pada sukarelawan yang bergerak di komunitas masing-masing. Sekolah ini terdiri dari komunitas, pemerintah, sekolah, akademisi, dan semua stakeholder termasuk kalangan swasta,” kata dia.

Arif menuturkan kegiatan Sekolah Sungai menjadi percontohan BNPB dan menular ke daerah lain.

“Dari komunitas juga berhasil dua kali lomba di tingkat nasional. BNPB menjadikan Sekolah Sungai sebagai prototipe dan digaungkan ke tingkat nasional kegiatan pelatihan-pelatihannya,” kata dia.

Baca juga: Sadranan di Klaten Tahun Ini Boleh Digelar Atau Tidak? Ini Jawaban Pemkab

Dia berharap lambat laun kegiatan Sekolah Sungai bisa semakin diadopsi ke berbagai wilayah.

“Sekolah sungai itu kan perpaduan antara kearifan lokal dan teori yang baik dari kampus-kampus karena ada keterlibatan juga dari akademisi UGM, UNS, dan Undip. Sehingga mereka terus melakukan aksi-aksi nyata walau kecil-kecil tetapi tanpa lelah,” urai dia.

Lebih lanjut, Arif menyuarakan peringatan Hari Air Sedunia yang diperingati pada 22 Maret menjadi momentum untuk kembali mengingatkan dan mengajak masyarakat ihwal pentingnya merawat dan melestarikan air dari mulai sumber mata air hinggga alur sungai.

“Upaya untuk memuliakan air itu harus terus disuarakan menanggapi kondisi saat ini dengan cuaca ekstrem dan banjir di mana-mana,” kata dia.
Pusur Institute menjadi salah satu bagian dari Sekolah Sungai.

Prosesi Merti Air

Pusur Institute beraktivitas di sepanjang Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Pusur yang berhulu di wilayah Boyolali dengan hilir di Klaten hingga Sukoharjo. Beragam kegiatan digulirkan Pusur Institute mengelola kawasan Sub DAS Pusur yang didampingi dan difasilitasi dari kalangan swasta yakni PT Tirta Investama.

Sementara itu, peringatan Hari Air Sedunia 2021 di Klaten digelar di wilayah Kecamatan Juwiring yang menjadi salah satu DAS Pusur, Senin. Kegiatan diisi dengan prosesi merti air, aksi pemeliharaan bentang alam Sub DAS Pusur melalui penanaman vetiver, gerakan bijak berplastik, hingga lomba vlog bagi pelajar.

Baca juga:Truk Terguling, Sampah 5 Ton Kocar-Kacir di Jalanan Klaten

Kegiatan yang mengusung tema Memuliakan Air tersebut digelar dengan kerja sama pemkab, PT Tirta Investama, serta sukarelawan dari berbagai komunitas.

“Peran serta semua pihak menjadi kunci bagaimana bisa memaknai air dengan bijak. Kita wajib bersyukur memiliki sumber air yang melimpah. Butuh kolaborasi dari berbagai pihak untuk menjaganya tetap lestari,” kata Wakil Bupati Klaten, Yoga Hardaya.

Relation Manager PT Tirta Investama Klaten, Rama Zakaria, mengatakan sebagai salah satu pihak yang memanfaatkan air di Klaten, perusahaannya berkomitmen untuk mengintegrasikan pengelolaan sumber daya alam dari hulu, tengah, maupun hilir.

“Kami akan melakukan bersih saluran irigasi, secara berkala sedmintasi perlu dibersihkan juga memastikan kondisi saluran tidak runtuh. Semuanya untuk memastikan pasokan air pada lahan pertanian memadai,” kata Rama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya