SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SUKOHARJO- Sejumlah siswa SDN Banmati 01, hingga Rabu (18/1/2012), terpaksa melakukan kegiatan belajar di rumah warga, menyusul runtuhnya atap bangunan salah satu ruang kelas dan mengkhawatirkannya kondisi bangunan ruang lainnya. Guru pengajar kelas IV SDN Banmati 01, Maryam ketika ditemui kemarin mengakui proses belajar mengajar di ruang sekolah darurat kurang efektif.

“Kondisi ruang yang kami pakai kan seperti ini (terbuka), jadi fokus siswa terhadap pelajaran terganggu dengan aktivitas dari luar. Tapi karena kondisi darurat, apalagi saat ini cuaca mendung, ruang kelas darurat jadi gelap karena tidak ada lampu penerangan,” papar dia.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Seperti diwartakan atap sekolah SD Negeri Banmati 01, Banmati, Sukoharjo, yang baru ditempati dua pekan seusai direhab, Senin (16/1/2012) runtuh, akibat blandarnya patah. Beruntung tak ada korban, karena atap lokal kelas V itu runtuh sekitar pukul 04.30 WIB Subuh.

Karena itu Kepala Sekolah SDN Banmati 01, Sumini memutuskan proses belajar mengajar akan dilaksanakan di pengungsian. Karena dia mwengaku tak mau mengambil risiko, sebab kondisi bangunan lainnya yang juga baru saja selesai direhab dinilai mengkhawatirkan.

Sementara itu berdasar pantauan di sekolah itu kemarin menyebutkan suadana sekolah tampak sepi. Karena hanya tampak sejumlah siswa kelas VI yang beraktivitas sebab siswa lainnya diungsikan ke sekolah darurat di rumah warga.

Sedangkan di sekolah darurat, para siswa belajar di ruang seadanya tanpa ada penerangan memadai. Namun sejumlah siswa mengaku tetap ingin belajar kendati dengan tempat seadanya. Mereka dengan semangat dan tekun belajar seperti biasa mengikuti mata pelajaran.

Salah seorang siswa kelas III SDN Banmati 1, Roni Eka Wardana mengutarakan, meski harus belajar di ruang terbuka tidak masalah. Karena dia mengaku tetap ingin bisa belajar dan mendapatkan pelajaran dari guru.

“Tadi masuk sekolah seperti biasa pukul 06.30 WIB. Memang ada tiga teman yang tidak masuk sekolah, tapi bukan karena ruang kelas ambruk. Merka tidak masuk karena izin,” katanya saat ditemui di sekolah darurat.

Dia menjelaskan ruang sekolah darurat ini tak senyaman sekolahnya di SDN Banmati 01. Sebab selain tak ada penerangan memadai, ruang kelas yang digunakan untuk proses belajar mengajar dinilai kotor dan banyak nyamuk. Selain itu teman bermain di sekolah darurat dinilai berkurang. Kendatri demikian dia mengaku masih bersyukur bisa sekolah di tempat darurat yang kondisinya dinilai seadanya tersebut.

Komentar senda juga dikemukakan rekannya Raihan M Arifin. Dia menjelaskan belajar di sekolah darurat kurang nyaman. “Kami yang belajar di sini tidak boleh jajan di sekolah kami karena harus menyeberang jalan. Jadi hanya boleh bermain di sekitar sini (sekolah darurat). Padahal teman bermainnya tidak komplet seperti kalau di sekolah yang biasanya itu,” papar dia. JIBI/SOLOPOS/Iskandar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya