SOLOPOS.COM - Prof. dr. Reviono menjelaskan pemakaian alat pelindung diri (APD) petugas kesehatan saat sosialisasi tentang virus corona di SMP Negeri 2 Sukoharjo, Selasa (10/3/2020). (Solopos/Indah Septiyaning W.)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Sekolah dan pondok pesantren rentan menjadi sumber penyebaran virus corona di Indonesia. Hal itu lantaran sekolah maupun pondok pesantren menjadi tempat berkumpul dan berinteraksi banyak orang.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Prof. dr. Reviono, Dr. SpP. (k), mengatakan institusi seperti sekolah dan pondok pesantren (ponpes) merupakan tempat berkumpul dan berinteraksi banyak orang sehingga berisiko mudah terjangkit atau rentan dengan penyakit menular, salah satunya virus Corona.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Satu saja sumber penularan berada di kumpulan populasi, akan sangat cepat penyebarannya. Sekolah ini masuk dalam kategori kumpulan populasi," kata Reviono saat sosialisasi virus corona di SMP Negeri 2 Sukoharjo pada Selasa (10/3/2020).

Ranjau Paku Tersebar di Flyover Manahan Solo, Siapa Pelakunya?

Sosialisasi yang diikuti 288 siswa di lingkungan sekolah tersebut digelar sekaligus dalam rangkaian Dies Natalis Ke-44 UNS Solo. Menurut Reviono, berbagai upaya pencegahan harus dilakukan sekolah dalam mengantisipasi mewabahnya virus Corona.

Salah satunya dengan menjaga kebersihan lingkungan dan harus rajin cuci tangan. Minimal sekolah menyediakan sarana dan prasarana cuci tangan seperti wastafel di masing-masing ruang kelas.

Apalagi jika melihat kecenderungan kasus virus corona di Indonesia adalah transmission local. Kasus ini mudah menyebar di Indonesia.

Kronologi Kecelakaan Speed Boat Paspampres Survei Kunjungan Ratu Belanda di Palangkaraya

Lebih lanjut, Reviono menjelaskan virus corona menyerang saluran pernapasan yang bisa menular dari manusia ke manusia. Salah satu upaya mencegahnya adalah dengan menjaga etika batuk, seperti menggunakan masker saat batuk.

Para Siswa Diajari Menjaga Etika Ketika Batuk

Apabila terpaksa tidak ada masker, menjaga etika batuk dengan menutup mulut pakai tisu lalu membuang tisunya sampah di tempat sampah.

"Jangan lupa cuci tangan dengan sabun yang bersih. Kalau memang tidak ada tisu bisa menggunakan lengan baju. Ingat jangan menggunakan tangan untuk menutup. Karena tangan yang kena percikan batuk akan menempel pada benda yang dipegang dan menjadi sumber penyebaran virus," katanya.

Sertifikat HP Lahan Sriwedari Solo Sah Menurut BPN, Legislator Minta PN Batalkan Eksekusi

Kepala SMP Negeri 2 Sukoharjo Sriyono mengatakan saat ini tengah membangun wastafel di masing-masing ruang kelas sebagai upaya mencegah virus corona dan penyakit menular lainnya.

Pembangunan wastafel ini diharapkan rampung dalam dua pekan mendatang. "Kami bangun 30 wastafel di seluruh sekolah agar semua warga sekolah bisa menjaga kebersihan diri dengan cara rajin cuci tangan," katanya.

Terkait kebijakan salaman apakah masih diberlakukan di sekolah atau mulai ditiadakan sebagai upaya mengantisipasi virus corona, Sriyono mengatakan masih melakukan salaman pagi bagi para siswa dan guru di sekolah.

Petani Wonogiri Ditemukan Meninggal di Sawah Sambil Peluk 3 Butir Kelapa

Dia masih meyakini seluruh warga SMP Negeri 2 Sukoharjo bebas virus corona. Salah satu siswa kelas IX SMP Negeri 2 Sukoharjo, Fatih Dzuha N., menuturkan pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan diri agar terhindar dari virus corona.

Dia pun mengapresiasi adanya sosialisasi tentang virus corona di sekolahnya.

"Hari ini saya lebih bisa memahami bagaimana ancaman virus corona termasuk penyebaran dan antisipasinya. Yang penting adalah cuci tangan yang bersih dan menjaga kesehatan tubuh," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya