SLEMAN: Institusi pendidikan Katolik dianggap sempat kehilangan kepercayaan dari orang tua Katolik. Pada akhir tahun 1960 an, orang tua Katolik memilih untuk menyekolahkan anaknya di sekolah umum daripada di sekolah misionaris.
“Mereka lebih menginginkan anak-anaknya mengenyam pendidikan di sekolah umum peringkat atas,” papar Novita Dewi, pengajar Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Sanata Dharma, dalam acara Indonesia Regional Colloquium di kampus setempat, Rabu (15/6).
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Sekolah Katolik, lanjutnya, perlahan-lahan kehilangan identitas Kekristenan. Untuk kembali mengedepankan nilai-nilai demokrasi yang terkikis akibat persaingan dengan sekolah umum, ungkap Novi, lembaga pendidikan Katolik pun mulai membuka diri untuk menerima siswa dari beragam komunitas [agama]. (Harian Jogja/Switzy Sabandar)