SOLOPOS.COM - Kepala SD Muhammadiyah Miliran Kota Jogja Ani Sulistyaningsih (paling kanan) bersama sejumlah siswanya yang berprestasi, belum lama ini. (Foto : IST)

Sekolah Jogja kali ini mengenai SD Muhammadiyah Miliran

Harianjogja.com, JOGJA – Beragam metode yang digunakan sekolah untuk mendidik para siswanya. SD Muhammadiyah Miliran Kota Jogja berupaya mengintegrasikan pendidikan karakter dalam pembelajar baik di dalam maupun luar kelas.

Promosi Era Emas SEA Games 1991 dan Cerita Fachri Kabur dari Timnas

SD Muhammadiyah Miliran terletak di Jalan Kenari berdekatan dengan Kompleks Balaikota Jogja. Sekolah ini berdiri di bawah naungan Majelis Pendidikan Dasar (Dikdas) Pimpinan Cabang Muhammdiyah (PCM) Umbulharjo, Kota Jogja. Bangunan lembaga ini menempati tanah yang secara ikhlas diwakafkan oleh kader Muhammadiyah yang juga warga setempat sejak belasan tahun silam. Kini telah berkembang menjadi sekolah yang banyak diminati warga, meski di tengah pemukiman padat. Perkembangan itu tak lepas dari kerja keras para guru yang terus berupaya menerapkan proses pembelajaran ke arah lebih baik.

Kepala SD Muhammadiyah Miliran Kota Jogja Ani Sulistyaningsih menjelaskan misi sekolahnya antara lain, membiasakan siswa dalam beribadah berbahasa dan berilmu. Serta mengintegrasikan pendidikan pelestarian lingkungan baik di dalam dan luar sekolah sekaligus mengedepankan pendidikan budaya dan karakter. “Para guru mengembangkan model pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan bagi siswa agar tidak bosan dan mendidiknya dengan sepenuh hati,” terangnya, Jumat (17/6/2017).

Sekolahnya memiliki kurikulum program plus di bidang agama yang diintegrasikan dalam proses pembelajaran di kurikulum pendidikan nasional. Sejumlah pelajaran yang dimasukkan, seperti qira’ati, kitabah (menulis Arab), Tahfidz (hafalan Al-Qur’an), Tarjamah (menerjemahkan Al-Qur’an), Adabul Yaumiyah (etika sehari-hari) dan bahasa Arab. Karena itu siswanya memiliki beragam prestasi di bidang agama, mulai seni tilawah, kaligrafi, tahfidz dan lainnya. Antara lain siswa bernama Hafizh Aly, peringkat ketiga dalam lomba adzan tingkat Kota Jogja dan pemilihan dai kecil (Pildacil) atas nama Annoru Ahmad Syauqy yang digelar pada Maret 2017.

Di bidang seni bela diri di bawah bender Pencak Silat Tapak Suci, kemampuan siswa SD Muhammadiyah Miliran sangat diperhitungkan di level DIY-Jateng. Dalam setiap perlombaan di level Kota Jogja, selalu memperoleh lebih dari tiga gelar kemenangan. Terakhir kali, memperoleh emas dan perak masing-masing satu medali serta empat medali perunggu. “Itu pada Mei [2017] kemarin, hampir semua kejuaraan dari satu sampai tiga kami dapatkan,” ungkap Guru Pencak Silat Tapak Suci Henry Cahyono.

Ani menambahkan, salahsatu siswanya yang baru duduk di kelas III Noura Callula juga telah memperoleh 17 medali dalam olahraga sepatu roda, baik di level lokal maupun nasional. Selain itu, ada yang jago bermain piano yang juga beberapa kali mendapat gelar juara, atasnama Adinda Salsabila Vita. Kemudian atas nama Khusnudon Abdi Rahman juara kedua lomba menggambar dalam perhelatan Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) pada 2016 silam. Abdi tercatat sebagai siswa terbaik dalam lomba menggambar tingkat nasional dalam Mitsubishi Asian Children’s Enniki Festa 2016 atau pesta seni lukis-tulis anak-anak Asia.

“Kami memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan bakatnya masing-masing, sekolah memberikan dukungan,” ungkap Ani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya