SOLOPOS.COM - Sejumlah siswa SBBS di Gemolong, Sragen, melakukan doa bersama dan deklarasi anti-mencontek dalam Ujian Nasional (UN) 2014, beberapa waktu lalu. Pengembangan SBBS peninggalan mantan Bupati Sragen, Untung Wiyono, terkendala minimnya kapasitas tampung asrama siswa. (JIBI/Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SRAGEN--Persoalan keterbatasan kapasitas asrama siswa di Sragen Bilingual Boarding School (SBBS) di Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen, mulai diatasi Pemkab Sragen.

Pada tahun ini, Pemkab menganggarkan Rp1 miliar untuk pembangunan bangunan baru asrama siswa SBBS Gemolong. Penjelasan tersebut disampaikan Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Sragen, Darmawan, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (22/4/2014).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Lelang proyek pembangunan bangunan baru asrama siswa SBBS akan dilakukan bulan Juni-Juli mendatang. “Saat ini masih tahap perencanaan. Lelang proyek kami jadwalkan Juni-Juli. Pembangunan asrama baru ini untuk menambah kapasitas tampung,” kata dia.

Ekspedisi Mudik 2024

Ditanya solopos.com, mengapa pengalokasian anggaran untuk asrama baru dilakukan tahun ini, Darmawan mengatakan, karena keterbatasan anggaran daerah. Namun dia menyatakan Pemkab tetap berkomitmen mengembangkan SBBS yang mulai beroperasi tahun 2008.

Bukti lain Pemkab Sragen berkomitmen mengembangkan SBBS menurut dia yakni tetap adanya anggaran subsidi sebesar Rp1,4 miliar per tahun. Subsidi tersebut untuk biaya makan dan minum siswa SBBS. “Jadi tidak benar bila Pemkab dinilai tidak mendorong SBBS,” tandas dia.

Darmawan melanjutkan, Pemkab Sragen juga telah mengajukan proposal permohonan pengembangan sekolah menengah pertama (SMP) SBBS kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Namun dia menolak menyampaikan nominal anggarannya.

Darmawan optimistis anggaran dari Kemendikbud bisa turun. Alasannya, SBBS sudah menjadi sorotan di tingkat nasional. Selama ini, menurut dia, SBBS terdiri SMP dan sekolah menengah atas (SMA). “Kalau konsepnya sih ada TK, SD, SMP dan SMA,” terang dia.

Kepala SMP SBBS, Nur Cipto, menjelaskan, usulan penambahan kapasitas asrama siswa sudah mencuat beberapa tahun terakhir. Namun usulan tersebut selalu kandas dengan keterbatasan anggaran. Padahal minimnya kapasitas asrama merupakan kendala pengembangan SBBS.

Selama ini, dia menerangkan, kapasitas tampung maksimal asrama SBBS baru untuk 300 anak. Namun karena kondisi asrama yang padat, saat ini asrama hanya diisi 242 siswa. Mengenai penganggaran Rp1 miliar untuk menambah kapasitas asrama, menurut dia sangat kurang.

“Selama ini kondisi asrama kan terdiri dari lokal-lokal yang masing-masing lokal diisi sekitar 10 siswa. Perhitungan kami, saat ini perlu penambahan setidaknya lima lokal asrama. Anggaran yang dialokasikan menurut kami masih belum sesuai kebutuhan,” terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya