SOLOPOS.COM - Ilustrasi pendidikan inklusif (Dok/JIBI/Solopos)

Sekolah inklusi diperuntukkan bagi siswa berkebutuhan khusus.

Solopos.com, SOLO – Lima dosen Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo ditunjuk menjadi pendamping program pendidikan inklusi oleh pemerintah pusat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kelima dosen tersebut memiliki latar belakang Pendidikan Luar Biasa (PLB). Mereka antara lain Sunardi, Subagyo, Munawir Yusuf, Abdul Salim.

Sunardi mengungkapkan dia bersama empat dosen lain ditunjuk sebagai pendamping dalam proyek rintisan pendidikan inklusi di 50 daerah atau kabupaten/kota di Indonesia.

“Pendamping berasal dari berbagai daerah dan berbagai perguruan tinggi termasuk di UNS yang ditunjuk lima dosen. Semuanya memiliki latar belakang PLB. Saya sendiri mendampingi daerah Wonogiri, Sragen, dan Metro Lampung,” urainya saat ditemui wartawan di gedung Sekretariat SPMB UNS, Sabtu (20/6/2015).

Dikatakan Sunardi, saat ini proses pendampingan sudah berlangsung tiga tahun.

Setiap kabupaten/kota memperoleh bantuan Rp900 juta untuk program tersebut.

“Program tersebut kemudian salah satunya mencanangkan kabupaten/ kota yang ditunjuk sebagai Kota Inklusi. Salah satunya Kota Solo sebagai Kota Inklusi. Di Solo sendiri pendampingan dilakukan oleh Munawir Yusuf,” papar dia.

Sunardi menambahkan perhatian UNS terhadap siswa inklusi juga diwujudkan dalam bentuk pendampingan perkuliahan. Syaratnya mahasiswa berkebutuhan khusus itu harus melapor ke universitas.

“Mahasiswa yang melaporkan diri pada saat Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan memilih UNS sebagai pilihan pertama, akan didampingi mulai dari tes masuk hingga proses perkuliahan. Pembimbingan dilakukan langsung secara khusus melalui Pusat Studi Disabilitas,” terangnya.

Kebijakan tersebut, ungkapnya, telah disosialisasikan melalui website SPMB UNS. Namun Sunardi mengakui hingga kini hanya satu dua mahasiswa yang melaporkan dirinya termasuk mahasiswa berkebutuhan khusus.

“Semoga memang hanya dua mahasiswa itu yang berkebutuhan khusus. Soalnya kalau mereka tidak lapor, kita susah mendeteksinya,” tambah dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya