SOLOPOS.COM - Ilustrasi sekolah (Freepik)

Solopos.com, SUKOHARJO — Sejumlah sekolah di Sukoharjo mulai mempersiapkan infrastruktur pembelajaran tatap muka (PTM) dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Sesuai rencana, pembelajaran tatap muka akan berlangsung mulai Januari 2021. Pemberlakuan PTM dalam masa pandemi Covid-19 mengacu kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Selama lebih dari delapan bulan, kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung secara daring untuk mencegah persebaran Covid-19 pada lingkungan sekolah.

Jawab Keluhan PHRI, Wali Kota Solo Tegaskan Karantina Hanya Untuk Pemudik

Ekspedisi Mudik 2024

Untuk menyongsong pembelajaran tatap muka mulai Januari 2021, sejumlah sekolah Sukoharjo mulai mempersiapkan infrastruktur protokol kesehatan. Infrastruktur itu ada pada setiap ruangan kelas, ruang guru hingga kantin sekolah.

“Kami sudah menyiapkan sabun dan air di depan pintu ruangan kelas dan ruang guru. Alat thermogun juga kami siapkan untuk mengukur suhu tubuh siswa, guru, dan karyawan sekolah pada pintu gerbang sekolah,” kata Kepala SMPN 1 Tawangsari, Tri Murni, saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (11/12/2020).

Memakai Masker

Tri menyebut PTM dalam ruang kelas bakal menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Para siswa wajib memakai masker saat berada dalam area sekolah. Mereka juga wajib menjaga jarak saat KBM.

Sanksi Bersihkan Vastenburg Solo Mulai 18 Desember, Karantina Pemudik Mulai H-7 Natal

Begitu pula para guru dan karyawan sekolah Sukoharjo harus berdisiplin menjalankan protokol kesehatan secara ketat saat pembelajaran tatap muka. Hal ini untuk mengantisipasi munculnya klaster baru penularan Covid-19.

“Kami tak ingin para siswa atau guru terinfeksi Covid-19. Karena itu, berdisiplin dalam menjalankan protokol kesehatan menjadi kunci utama dan efektif untuk menekan penambahan kasus Covid-19,” ujarnya.

Banyak persoalan selama penerapan metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) dalam masa pandemi Covid-19. Selain keterbatasan kuota Internet, metode PJJ memunculkan beragam permasalahan.

Gibran-Teguh Tumbang di Beberapa TPS Pilkada Solo, Mana Saja?

Persoalan itu seperti ketidaksiapan orang tua dalam mengajari anaknya hingga tak meratanya sinyal Internet setiap daerah. Kondisi ini terjadi pada wilayah pedalaman dengan kondisi geografis lereng perbukitan atau pegunungan.

Menentukan Jadwal

Pada sisi lain, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sukoharjo, Darno, meminta agar setiap sekolah mempersiapkan infrastruktur pembelajaran tatap muka.

Hal itu dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat. Darno masih mengkaji sistem sif dalam KBM. Setiap sekolah harus menyusun dan menentukan jadwal masuk sekolah secara bergantian.

Tim Gibran-Teguh Sebut Ada Anasir Pengrusakan Surat Suara Beraksi di Pilkada Solo 2020

Mantan Kepala SMAN 1 Sukoharjo ini memperkirakan kualitas pendidikan menurun selama penerapan metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat pandemi Covid-19.

Belum ada standardisasi penilaian ujian sekolah yang menjadi parameter kemampuan akademik setiap siswa. “Keputusan terakhir ada pada orang tua/wali murid. Jika mereka keberatan terhadap PTM, pemberian materi pelajaran bisa tetap secara online. Sekolah wajib melayani PJJ peserta didik. Walaupun jumlahnya hanya satu siswa atau dua siswa,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya