SOLOPOS.COM - Ilustrasi murid SD. (Solopos/Dok)

Solopos.com, SOLO -- Salah satu sekolah di Solo yakni SD Muhammadiyah Program Khusus (SD Muh PK) Kottabarat membatalkan rencana rihlah ilmiah (study tour) pada 22-25 Maret mendatang.

Pembatalan ini dilakukan sebagai langkah antisipasi untuk mencegah para siswa tertular virus corona (Covid-19). Rencananya, study tour yang diikuti siswa Kelas IV dan V itu memilih tujuan Bandung.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Keputusan pembatalan tersebut dituangkan ke dalam surat 061/III.4AU/SDMPK/III/2020 tertanggal 10 Maret 2020 yang ditandatangani kepala sekolah di Solo itu, Nursalam.

Dalam surat yang ditujukan kepada orang tua/wali murid Kelas IV dan V itu disebutkan beberapa alasan yang dijadikan dasar pembatalan antara lain Protokol Area Institusi Pendidikan Kantor Staff Presiden butir ke-13 yang menyebutkan agar institusi pendidikan menunda kegiatan yang mengumpulkan banyak orang atau kegiatan di lingkungan luar sekolah (berkemah, studi wisata).

Perempuan Lansia Solo Ditodong Pisau Saat Tunggu Taksi di Pertokoan Jl. Kolonel Sutarto

Dasar lain adalah maklumat kegiatan antisipatif dalam rangka upaya pencegahan penyebaran virus corona atau Covid-19 di lingkungan SD Muhammadiyah PK Solo pada 3 Maret 2020.

Sekolah Masih Memberlakukan Salaman di Pagi Hari

Pejabat Humas SD Muhammadiyah PK Kottabarat Soli, M. Arifin, mengatakan keputusan tersebut sudah melalui rapat pimpinan sekolah, orang tua, dan pengelola perjalanan.

“Dasar lainnya adalah rapat pimpinan sekolah pada Selasa (10/3/2020) yang memutuskan pembatalan semua kegiatan luar sekolah yang mengumpulkan banyak orang dalam jangka waktu tertentu,” ujarnya kepada Solopos.com, Selasa (10/3/2020).

Eksekusi Lahan Sengketa Sriwedari Solo, PN Tak Gubris Perlawanan Pemkot

Sementara itu, terkait Protokol Area Institusi Pendidikan, sekolah-sekolah sudah menindaklanjuti sesuai butir-butir di dalamnya. Namun, terkait poin 12 yang menyebutkan “Menginstruksikan kepada warga sekolah untuk menghindari kontak fisik langsung (bersalaman, cium tangan, berpelukan, dsb”, sejumlah sekolah tetap memberlakukan salaman karena hal itu merupakan bagian dari pendidikan karakter.

Wakil Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 1 Ketelan, Solo Jatmiko, mengatakan salaman tetap dijalankan namun dengan tetap menekankan agar warga sekolah selalu menjaga kebersihan.

Penguatan Karakter

“Salaman tetap ada. Tetapi kami terus menekankan untuk sering cuci tangan dan menjaga kesehatan,” ujarnya.

Ma'ruf Amin Ke Pasar Klewer Solo, Ini Pesannya Kepada Pedagang

Wakil Kepala SD IT Nur Hidayah Solo Rahmat Hariadi mengatakan hal senada. “Kalau bersalaman dan cium tangan saat penyambutan pagi oleh guru piket kepada para siswa sementara ini masih berlaku, ini terkait dengan penguatan karakter. Dengan asumsi, husnuzonnya, mereka sudah mandi, cuci tangan atau wudu dari rumah,” ujarnya.

Kepala SMPN 7 Solo Siti Latifah juga mengatakan masih memberlakukan salaman. Namun di sekolah itu menambah fasilitas cuci tangan.

“Alhamdulillah SMPN 7 Solo sudah berupaya menambah tempat cuci tangan di depan kelas siswa sejumlah 12 tempat yang dilengkapi dengan sabun dan pembersih,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya