SOLOPOS.COM - Sekda Grobogan Moch. Sumarsono. (Semarangpos.com-Arif Fajar S.)

Solopos.com, PURWODADI — Pemkab Grobogan terpaksa mengabaikan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Sekolah di tiga kecamatan dipakai tempat karantina pemudik yang disetarakan orang dalam pengawasan (ODP) Covid-19. Ketiga kecamatan itu adalah Geyer, Pulokulon, dan Karangrayung.

Penggunaan sekolah di tiga kecamatan sebagai tempat karantina tersebut hanya untuk pemudik yang datang mulai Senin (20/4/2020). Sebagiamana banyak daerah lain, pemudik yang sedang pulang kampung disetarakan orang dalam pengawasan (ODP) yang wajib dikarantina selama 14 hari.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Jadi bukan pemudik yang datang sejak Januari 2020. Namun mulai Senin pekan depan. Jumlah sekolah yang digunakan nanti pemerintah desa yang mengatur sesuai jumlah pemudik yang datang,” ujar Sekda Grobogan Moch. Sumarsono, Jumat (17/4/2020).

Begini Cara Gubernur Jateng Ajari Warga Bikin Masker...

Hingga saat ini, di Kabupaten Grobogan sudah ada empat pasien positif Covid-19. Satu perempuan berinisial S, berusia  47 tahun warga Desa Bangsri, Geyer pulang dari Hong Kong dan Jogja, kemudian YA pemuda berusia 24 tahun warga Desa Panunggalan, Pulokulon pulang dari Semarang.

Sedang dua pasien lainnya dari Kecamatan Karangrayung, yaitu S seorang pria berusia 43 tahun warga Sumberjosari, dan T seorang perempuan berusia 40 tahun warga Sendangharjo, Kecamatan Karangayung. Kedua warga yang dinyatakan positif Covid-19 itu sebelumnya pulang dari Jakarta.

Imbauan IDAI

Mengenai penggunaan sekolah untuk tempat karantina, Sekda mengatakan memang ada imbauan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Dalam rangka kesehatan anak, IDAI meminta pemerintah daerah tidak menggunakan sekolah. Namun, karena saat ini dibutuhkan untuk keperluan bersama, pemkab tetap menggunakan sekolah sebagai tempat karantina pemudik.

Vlog Billy Christian di Semarang Rekam Suara Misterius Wanita Penghuni

“Sebelum digunakan sebagai tempat karantina pemudik, sekolah tersebut kami sterilkan terlebih dahulu. Kemudian setelah digunakan juga akan kami sterilkan lagi untuk mencegah persebaran virus corona,” ujar Sumarsono.

Sebagai tempat karantina pemudik untuk fasilitasnya pemerintah desa yang menyiapkan dan diharapkan masyarakat sekitar bisa membantu tempat tidur. Untuk konsumsi selama pemudik dikarantina, lanjut Sekda, ditanggung oleh Pemkab Grobogan.

“Mengenai sampai kapan penggunaan sekolah sebagai tempat karantina, kami tidak bisa menentukan. Mengingat pemudik tidak pulang secara bersamaan dalam satu hari. Jadi nanti yang mengatur pemerintah desa, yang jelas pemudik di karantina selama 14 hari sebelum bertemu keluarganya,” kata Sumarsono.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya