SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO – Beberapa sekolah di SD yang melakukan proses seleksi dalam proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) mengaku tidak melakukan tes membaca menulis dan menghitung (calistung), mereka berdalih tes itu hanya sebatas pengenalan angka dan huruf.

Direktur SD Muhammadiyah Program Khusus, Mohamad Ali, menjelaskan PPDB di sekolahnya memang melalui seleksi agar jumlah siswa yang diterima tidak melebihi jumlah kuota yang ditetapkan. Dia juga menjelaskan selama ini pihaknya melakukan tes berupa pengenalan huruf dan angka, serta lebih diprioritaskan pada kematangan siswa dan berfungsi sebagai pemetaan kemampuan siswa.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Itu bukan murni tes calistung,” jelasnya kepada wartawan, Senin (14/1/2013).

Mengenai larangan tes calistung saat seleksi siswa SD, Mohamad Ali mengaku secara pribadi pihaknya setuju, hanya hingga saat ini pihaknya belum menerima surat edaran resmi dari Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Solo.

“Kalau cuma larangan itu sudah dari dulu, tapi sekolah belum pernah dapat surat resmi,” imbuhnya.

Senada disampaikan Kepala SD Al Firdaus, Wahyudi. Dia menjelaskan selama ini tes yang dilakukan saat seleksi siswa baru antara lain tes psikologi dan tes kesiapan berupa pengenalan hurufa dan angka. Hal itu untuk pemetaan siswa, sehingga pihak sekolah tahu kondisi anak dan dapat menentukan metode penanganan siswa.

“Apalagi sekolah kami sekolah inklusi, perlu dilihat kebutuhan siswa seperti apa,” jelasnya saat dihubungi, Senin.

Sementara itu, Kepala SD Negeri Mangkubumen Lor 15, Sri Purwaningtyas, menjelaskan pihaknya tidak melakukan seleksi jika jumlah calon siswa baru sesuai kuota. Namun, jika jumlahnya melebihi kuota maka seleksi dilakukan berdasarkan umur dan domisili siswa.

“Pertama yang kami lihat dari umur siswa, yang paling mendekati umur tujuh tahun mendapat posisi teratas,” jelasnya saat ditemui wartawan, Senin.

Setelah seleksi umur diurutkan, selanjutnya seleksi berdasarkan domisili siswa baru. Semakin dekat rumah siswa dengan sekolah, maka kemungkinan diterima semakin besar. Meski demikian, sekolah juga memiliki kuota untuk siswa dengan domisili di luar Solo sebesar 30% dan itu ditujukan bagi para alumni SD setempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya