Ban Ki-moon (Reuters)
NEW YORK – Sekjen PBB, Ban Ki-moon, memperingatkan PresidenIran, Mahmoud Ahmadinejad, soal bahaya retorika provokasi. Keduanya bertemu di New York, Minggu (23/9/2012) malam waktu setempat, sebelum pertemuan tahunan para pemimpin dunia di Majelis Umum PBB pekan ini.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
“Sekjen memperingatkan potensi bahaya dari retorika provokasi, kontra retorika dan ancaman-ancaman dari berbagai negara di Timur Tengah,” bunyi pernyataan pers dari kantor Ban, Senin (24/9/2012).
Amir Ali Hajizadeh, seorang brigjen di Korps Garda Revolusi Islam Iran, Minggu, membalas ancaman serangan Israel dengan menyebut kesiapan mereka untuk membalas. Sebelumnya, Perdana MenteriIsrael, Benjamin Netanyahu mengisyaratkanIsraelbisa menyerang fasilitas nuklir Iran.
Netanyahu juga mengkritik sikap Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, yang lebih memilih pemberlakuan sanksi dan diplomasi dalam menghadapi proyek nuklirIran .Iran sendiri tetap membantah tengah mengembangkan senjata nuklir dan bersikukuh program nuklir mereka untuk tujuan damai, yakni guna menghasilkan listrik.
Kepada Ahmadinejad Ban mengatakan,Iran harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk membangun kepercayaan internasional terkait tujuan damai program nuklirnya.
Selain soal program nuklir Iran, keduanya juga membahas krisis Suriah. Iran telah dituduh telah menerbangkan personel militer dan senjata dalam jumlah besar ke Suriah melalui wilayah Irak, untuk membantu Presiden Bashar al-Assad menekan pemberontakan melawan rezimnya.
“Sekjen menekankan implikasi memburuknya situasi regional sebagai implikasi krisis Suriah dan menggarisbawahi dampak kemanusiaan yang menghancurkan,” bunyi pernyataan kantor Ban.
Sementara Menlu Jerman, Guido Westerwelle, mengatakan salah satu tujuan pertemuan Majelis Umum PBB pekan ini adalah untuk meningkatkan tekanan dan isolasi terhadap rezim Assad. Westerwelle akan memimpin pertemuan tingkat menteri di Dewan Keamanan PBB soal gerakan Musim Semi Arab, dengan agenda utama pembahasan krisis Suriah.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
