SOLOPOS.COM - Daun pohon jati di Kedungareng, Sendang, Wonogiri, habis dimakan ulat sejak beberapa hari lalu. Foto diambil, Rabu (1/1/2020). (Solopos/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI -- Satu keluarga di Godean RT 005/RW 002, Desa Sendang, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri, mengungsi selama tiga hari dan tak bisa merayakan tahun baru di rumah.

Rumah keluarga yang beranggotakan tiga orang tersebut “diserbu” ulat jati. Binatang kecil berwarna hitam itu masuk ke seluruh bagian rumah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Rabu (1/1/2020), ulat banyak ditemukan tengah memakan daun jati di Wonogiri sejak beberapa hari lalu. Tak sedikit warga yang menginformasikan fenomena itu melalui media sosial (medsos).

Peristiwa tersebut terjadi setiap awal penghujan seperti sekarang. Fenomena ini merupakan fase awal sebelum masuk “musim” kupu-kupu cokelat.

Seperti diketahui, ulat-ulat itu akan menjadi kepompong lalu bertransformasi menjadi kupu-kupu. Bagi sebagian warga Wonogiri kepompong ulat jati adalah berkah.

Mereka mengumpulkan lalu memasaknya. Bahkan, tak sedikit yang menjualnya. Kepompong atau enthung goreng menjadi salah satu makanan ekstrem yang disukai sebagian warga Kota Sukses.

Pantauan Solopos.com di sepanjang tepi jalan dari kawasan kota Wonogiri-Desa Sendang, tak ada pohon jati yang luput dari serangan ulat. Daun jati di pohon-pohon itu ludes dimakan ulat sehingga tinggal menyisakan tulang daun.

Palang Joglo Solo Makin Macet Usai KA Bandara Beroperasi, Netizen Ramai Ungkap Solusinya

Kepala keluarga di Godean yang mengungsi, Agung Susanto, kepada Solopos.com, Rabu, menyampaikan dia bersama istri dan satu anaknya mengungsi ke rumah orang tuanya di Godean RT 003/RW 002 yang berjarak lebih kurang 100 meter dari rumahnya.

Keluarganya bermalam selama tiga hari. Ulat “menyerbu” rumahnya sejak Jumat (27/12/2019 lalu. Hari itu ribuan ulat mulai masuk rumah. Keluarga Agung membersihkannya, tetapi ulat tak berhenti menyerbu.

Dari hari ke hari ulat jati yang masuk rumah semakin banyak. Sampai akhirnya ulat masuk ke seluruh bagian dalam rumahnya, termasuk ke kamar hingga memenuhi tempat tidur.

Ulat tersebut diyakini dari pohon jati di belakang dan depan rumahnya. Meski ulat tak membuat kulit gatal, hal itu membuat keluarganya tak nyaman beraktivitas dan tidur sehingga Agung memutuskan mengungsi.

“Baru tahun ini keluarga saya sampai mengungsi. Tahun-tahun sebelumnya ulat jati juga banyak, tapi serangannya tak separah tahun ini. Tahun lalu ada satu keluarga di Dusun Gondanglegi yang sampai mengungsi juga,” kata Agung melalui telepon.

Ulat jati tak hanya membuat keluarganya tak nyaman, tetapi juga menggagalkan rencana Agung merayakan Tahun Baru bersama kerabatnya dari Bekasi. Sedianya, kerabatnya yang terdiri atas delapan orang dewasa dan tiga anak akan menginap di rumahnya yang baru beberapa pekan selesai dibangun itu.

Hujan Lebat, Jalan Depan Rumah Duka Thiong Ting dan SPBU Manahan Solo Bak Kolam Ikan

Agung sudah menyiapkan segala macam keperluan dan tempat tidur untuk kerabatnya tersebut. Namun, akhirnya semua harus menginap di rumah orang tuanya.

Keluarga Agung baru kembali ke rumah, Rabu, karena serangan ulat mereda. “Hari ini [Rabu] kami bersih-bersih. Nanti malam sudah bisa kami tinggali lagi,” imbuh Agung.

Ulat juga menyerbu rumah makan dekat jembatan Kedungareng, Sendang. Wilayah itu banyak ulat karena tak jauh dari jembatan terdapat banyak pohon jati.

Juru parkir rumah makan setempat, Roso, mengatakan saat masih banyak, ulat jati sampai masuk ke rumah makan. Pekerja membersihkannya setiap saat agar konsumen tetap nyaman. Rabu itu sudah tidak ada ulat jati lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya