SOLOPOS.COM - Ilustrasi penyakit kaki gajah. (Istimewa)

Solopos.com, LEBAK — Satu keluarga di Lebak Provinsi Banten dinyatakan positif mengalami penyakit endemis kaki gajah. Mereka adalaha Sunaiyah, 57 dan keempat anaknya, yakni Fahfuroji, Suprianti, Rohaeti, dan Zulkipli.

Penderita kaki gajah tersebut tinggal di Kampung Pasir Gadung Sabrang RT 07/03 Desa Jagabaya Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

“Kita sekarang rutin memberikan pengobatan terhadap satu keluarga penderita kaki gajah di daerah ini,” kata Ma’ruf, Surveilans Kesehatan UPTD Puskesmas Warunggunung Kabupaten Lebak di Lebak, Rabu (17/1/2024), dilansir Antara.

Kasus kaki gajah yang dialami satu keluarga itu menjadikan perhatian dan pemantauan agar tidak menyebar pada orang lain.

Selain itu, juga diberikan  obat secara rutin dan gratis agar mereka tetap bisa beraktivitas ke sawah maupun kebun atau ladang.

“Kami bersama tim medis terus melakukan pemantauan dan pengobatan agar tidak menularkan kepada warga lainnya,” kata Ma’ruf.

Lebih lanjut disampaikan bahwa saat ini tidak ditemukan kasus baru penyakit kaki gajah atau filariasis di daerah itu dan kasus sebelumnya tidak sampai menyebar kepada warga lainnya.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dr Firman Rahmatullah mengatakan kasus kaki gajah di Warunggunung hingga kini tidak menyebar, karena sudah dilakukan pengobatan massal yang dilakukan beberapa tahun lalu.

Sebelumnya, daerah endemis penyebaran penyakit filariasis di empat wilayah, yakni Maja, Warunggunung, Lebak Gedong, dan Cipanas.

“Kami sampai saat ini belum menemukan kembali kasus penderita kaki gajah,” ujarnya.

Menurut dia, meski belum ditemukan kasus baru penyakit kaki gajah, masyarakat harus mewaspadai dan mencegah penyakit menular tersebut.

Pencegahan penyakit tersebut, di antaranya dengan membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Selain itu, lingkungan yang sehat dan bersih. sehingga tidak menimbulkan berbagai penyakit menular.

Melansir laman resmi Kemenkes, penyakit kaki gajah tidak mematikan, namun penderita bisa mengalami cacat permanen pada salah satu bagian anggota tubuhnya. Selain itu, produktivitas penderita akan menjadi rendah, dan pada akhirnya menurunnya kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Lebak.

“Kami terus melakukan sosialisasi, juga pemantauan dan pengawasan di daerah endemik kaki gajah itu, kendati tidak ditemukan lagi kasus baru,” ucapnya.

Melansir laman Kemenkes, penyakit kaki gajah merupakan suatu penyakit menahun dimana terjadi pembengkakan di kaki yang dapat menular melalui gigitan nyamuk.

Dalam istilah medis, penyakit ini disebut juga dengan filariasis. Filariasis adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh cacing mikroskopis.

Terdapat 3 (tiga) spesies cacing filaria yang dapat menyebabkan filariasis limfatik pada manusia. Namun, umumnya infeksi disebabkan oleh Wuchereria bancrofti.

Di Asia, penyakit ini juga dapat disebabkan oleh Brugia malayi dan Brugia timori. Infeksi filariasis menyebar melalui gigitan nyamuk.

Cacing dewasa biasanya hidup pada kelenjar getah bening manusia. Pada orang yang terinfeksi, cacing akan berkembang biak dan menghasilkan jutaan cacing mikroskopis atau juga dikenal sebagai mikrofilaria. Mikrofilaria terdapat dalam darah orang yang terinfeksi.

Jika nyamuk ketika menggigit orang yang terinfeksi, nyamuk akan mengandung mikrofilaria dalam tubuhnya. Mikrofilaria tumbuh dan berkembang di nyamuk. Ketika nyamuk menggigit orang lain, cacing larva berpindah dari nyamuk ke kulit manusia, dan melakukan perjalanan ke pembuluh getah bening.

Larva tersebut akan tumbuh menjadi cacing dewasa yang biasanya prosesnya memakan waktu 6 (enam) bulan atau lebih. Cacing dewasa dapat hidup sekitar 5-7 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya