SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

SOLO – Sekretaris Daerah Kota Solo, Budi Suharto, Rabu (4/1/2012) menolak jika ada yang menilai mobil Kiat Esemka yang sudah digunakan untuk operasional pasangan Walikota-Wakil Walikota Solo, Joko Widodo (Jokowi) dan FX Hadi Rudyatmo sebagai mobil bodong alias tanpa dokumen perizinan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jokowi-Rudy memang terlihat aktif menggunakan mobil dinas baru hasil rakitan siswa SMKN 2 Solo dan SMK Warga Solo itu saat mendatangi sejumlah kegiatan. Mereka misalnya menggunakan mobil tersebut untuk mendatangi Kantor PLN APJ Solo, Selasa siang untuk membayar tagihan penerangan jalan umum (PJU). Pada hari yang sama, Jokowi juga menggunakan mobil yang sudah dipasangi pelat merah Nopol AD 1 A itu ke Kantor Kecamatan Banjarsari untuk keperluan berfoto e-KTP. Bukan hanya Jokowi, Rudy juga sudah menggunakan mobil dinas (Mobdin) Nopol AD 2 A itu ke Solo Techno Park (STP), Selasa siang.

Budi membenarkan dua Mobdin rakitan siswa SMKN 2 Solo dan SMK Warga Solo belum ada izin jalannya. Namun dilihat dari fungsi peruntukan mobil yang baru digunakan di lokal Kota Solo, Kiat Esemka diyakini sudah sangat memenuhi kriteria kelayakan. ”Saat ini kami sudah berasumsi mobil layak jalan mengikuti peruntukannya yang digunakan di Solo saja.”

Perihal pengurusan izin jalan atau sertifikasi laik jalan, menurut Budi merupakan kewajiban dari Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (Dikmenjur) Kemendikbud selaku penyandang dana perakitan mobil sekaligus sebagai pemilik aset.

Mengenai sikap Jokowi-Rudy yang sudah berkeliling kota menggunakan Kiat Esemka dinilai Budi sebagai wujud apresiasi karya siswa. Kendati diakui juga sikap tersebut sebagai bagian manajemen branding yang selama ini diterapkan Walikota. ”Faktanya memang belum ada sertifikasi layak jalan. Jadi itu semata-mata bagian manajemen branding Pak Wali. Juga wujud apresiasi terhadap karya siswa. Jangan kemudian menafsirkan mobil bodong kok sudah untuk muter-muter. Justru kita ingin lihat sekaligus sebagai uji kelayakan,” papar dia.

Budi mengungkapkan sebelumnya sudah ada komunikasi dengan Kapolresta Solo perihal penggunaan mobil Kiat Esemka yang belum ada izin jalannya tersebut. ”Bukan berarti ini kolusi. Kalau bisa nanti mobil yang sekarang statusnya pinjam pakai ini dihibahkan kepada Pemkot,” papar dia.

Sementara itu, dosen Teknik Mesin Fakultas Teknik (FT) UNS, Wahyu Purwo Raharjo, mendukung pengembangan mobil produk rakitan siswa SMK sebagai rintisan mobil nasional (Mobnas). Pasalnya, menurut dia mobil Kiat Esemka rakitan siswa SMKN 2 Solo dan SMK Warga Solo layak jalan, aman dan lebih terjangkau dari segi harga.

”Kalau saya sangat mendukung pengembangan mobil rakitan ini. Menurut saya layak jalan dan aman. Apalagi bila ada ketentuan standar dari pemerintah disertai dengan pengetesan,” katanya bangga. Menurut dia, pengembangan Mobnas sulit berjalan bila tidak mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Untuk lebih meningkatkan kualitas produk dan performa, Wahyu menilai perlu adanya standarisasi komponen.

JIBI/SOLOPOS/Kurniawan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya