SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) dibuka kemarin oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dengan tema Harmoni Ekonomi Budaya. Dengan tema ini menurut Sultan, Kota Jogja harus mampu membangun harmonisasi tersebut.
Sekaten yang diselenggarakan setiap tahun menjelang hari kelahiran Nabi Muhammad SAW ini menurut Sultan ialah pesta rakyat dengan harmonisasi ekonomi, budaya dan religi. Harmonsasi juga harus bisa dimaknai sebagai kesatuan antara rakyat dan pemimpinnya.
Apa yang dikatakan Sultan tampaknya jelas menggambarkan bahwa Sekaten yang rutin digelar bukanlah sekadar acara hura-hura. Pesta rakyat ini juga mengandung filosofi di baliknya.
Bagi Walikota Jogja Haryadi Suyuti Sekaten ini merupakan sebuah perwujudan nguri-uri budaya Jawa. Dimulai dengan ajakan Wali Songo kepada masyarakat untuk mendalami ilmu Islam secara damai.
Dengan filosofi itu, agaknya pelaksanaan Sekaten tahun ini juga harus dicermati. Apakah telah sesuai seperti yang diharapkan. Dengan tema yang dipasang, benarkah Sekaten telah menggambarkan harmonisasi itu?
Dibanding pelaksanaan tahun sebelumnya, tahun ini panitia menggratiskan pengunjung yang ingin masuk area. Panitia Sekaten juga tidak akan memberlakukan kebijakan memisahkan gerai sesuai jenisnya. Semua gerai akan dibuat merata dan panitia menawarkan lokasi-lokasi gerai yang strategis.
Kebijakan ini diambil dengan harapan mampu menarik pengunjung lebih banyak. Tanggal pelaksanaan yang bertepatan dengan pergantian tahun juga menjadi semacam slogan agar warga merayakan pergantian tahun di Sekaten. Jika diingat lagi perayaan Sekaten tahun lalu, Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja mengemas pesta rakyat menonjolkan sisi pasar malam.
Meski demikian, Sekaten, yang sejatinya adalah agenda nguri-nguri budaya Jawa seharusnya juga menyajikan agenda yang edukatif bagi warga. Dengan terus dipertahankan tiap tahun, Sekaten seharusnya juga memberikan edukasi tentang budaya yang hendak dilestarikan itu. Agar warga mengerti, acara ini tak hanya pesta gegap gempita.
Ke depan, seyogyanya Sekaten juga menyajikan semacam ruang edukasi bagi warga. Bentuknya bisa sangat fleksibel disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Jika saat ini belum terpikirkan tentu ke depan harus menjadi hal yang diprioritaskan.
Tradisi dengan latar belakang filosofi yang memiliki nilai tinggi ini tentu sangat sayang jika hanya jadi rutinitas tanpa muatan edukatif. Selamat datang di Sekaten 2011-2012.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya