SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) yang meski dilaksanakan setiap tahun bukan lantas terbebas dari kekurangan. Memang harapannya, karena digelar sebagai acara rutin, tentunya seiring waktu akan lebih baik dari sebelumnya.

Namun buktinya, para pedagang yang menyewa stand pada Sekaten tahun ini mengaku PMPS kali ini tak lebih baik dari tahun lalu. Bisa dibilang stagnan.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Alek Suhardi, 38, pedagang jam tangan adalah salah satu pedagang yang mengeluh atas penyelenggaraan Sekaten tahun ini (Harian Jogja, edisi 7/2). Kata pedagang asal Lampung ini,  penyelenggaraan Sekaten 2012 tidak lebih baik dari tahun lalu.

Keuntungan yang diperoleh Alek dan mungkin pedagang lainnya juga tak cukup menggembirakan. Dan hal ini diakui  Ketua Panitia Sekaten Eko Suryo Maharso. Ada banyak faktor yang menyebabkan Sekaten tahun ini tak begitu menggembirakan.

Beberapa faktor yang dituduh menjadi penyebab Sekaten tak punya greget adalah cuaca yang buruk dan penyelenggaraan setelah liburan sekolah.

Pemkot Jogja memang sudah mengevaluasi penyelenggaran Sekaten 2012, dan hasilnya, PMPS tak sesuai harapan serta banyak hal yang harus diperbaiki.

Tapi yang masih menjadi pertanyaan apakah faktor cuaca buruk dan pelaksanaan setelah libur sekolah bisa menjadi alasan Sekaten tak greget?

Semoga itu bukan sekadar alasan untuk mencari pembenaran. Toh, Pemkot sudah bertahun-tahun mengelola pelaksanaan Sekaten. Paling tidak sudah tahu bagaimana cara mengatasi kondisi tersebut.

Seharusnya jika pengelola mampu menyajikan acara yang menarik, lain dari yang lain, dan komoditas hiburan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, pasti Sekaten akan dicari. Hujan dan liburan yang telah usai tak akan jadi halangan.

Akan tetapi jika Sekaten hanya mampu menyajikan acara dan komoditas hiburan yang biasa-biasa saja, bahkan tak ada bedanya dengan tahun lalu, ya tentu masyarakat tak akan tertarik untuk datang.

Usulan agar pengelolaan Sekaten melibatkan seniman, perlu dipertimbangkan. Keterlibatan seniman tentu akan menyempurnakan ide dari Pemkot.

Tentu saja, harapannya pelaksanaan Sekaten ke depan jauh lebih baik, acara yang disajikan lebih bervariasi, menarik dan memenuhi kebutuahn masyarakat. Dalam artian, masyarakat mau cari apa bisa datang ke Sekaten.

Namun satu hal yang tak boleh terlupa dari Sekaten adalah roh spiritual. Tentu  para pengelola Sekaten tak boleh hanya menonjolkan sisi ekonomi. Tapi berkewajiban menyajikan spirit spiritualnya.

Bahwa Sekaten adalah salah satu instrumen dakwah dalam kemasan yang lebih soft bagi umat agar ajaran keilahian lebih mudah untuk dicerna. Konsep ini yang tak bisa ditinggalkan meski zaman, panitia pengelola, dan pedagang pengisi stand silih berganti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya