SOLOPOS.COM - Atraksi pemain tong setan menghibur pengunjung Sekaten di Alun-alun Utara Keraton Solo, Selasa (24/1/2012) malam lalu. Atraksi berbahaya itu jadi salah satu daya tarik pasar malam. (Dwi Prasetya/JIBI/SOLOPOS)

Atraksi pemain tong setan menghibur pengunjung Sekaten di Alun-alun Utara Keraton Solo, Selasa (24/1/2012) malam lalu. Atraksi berbahaya itu jadi salah satu daya tarik pasar malam. (Dwi Prasetya/JIBI/SOLOPOS)

SOLO—Tak lama lagi, agenda tahunan dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad, Sekaten, segera disenggarakan pada Sabtu-Minggu (29/12/2012-27/1/2013). Sebanyak 400 stan makanan, pakaian, pernak-pernik serta wahana permainan akan memeriahkan gelaran acara tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sekretaris Panitia Pelaksana Sekaten 2012, MNg Suparno Budoyo, mengatakan saat ini kesiapan acara Sekaten sudah mencapai 75%. Pasar malam yang berlokasi di Alun-alun utara itu akan dimulai pada Sabtu (29/12). Sementara rangkaian grebek dan gunangan akan diselenggarakan pada bulan Januari 2013.

“Turunnya gamelan sekaten pada 17 Januari. Sedangkan puncak acara Gunungan Grebek Mulud akan berlangsung pada 24 Januari,” ujarnya saat ditemui Solopos.com di Pagelaran Keraton Solo, Selasa (25/12).

Panitia, lanjutnya, tidak menargetkan jumlah transaksi maupun pengunjung. Acara Sekaten lebih ditujukan untuk mengingatkan kepada masyarakat tentang syiar agama yang menggunakan kearifan budaya lokal. Selama masa sekaten itu diperkirakan jumlah wisatawan luar kota yang datang ke Solo juga akan meningkat. Apalagi pada prosesi gunungan, masyarakat Soloraya biasanya akan berbondong-bondong ngalap berkah.

Selama gelaran pasar malam itu, panitia memungut biaya sewa stan bagi pedagang yang ingin berjualan di area tersebut. Biaya stan adalah Rp400.000/bulan bagi pedagang yang berjualan di Alun-alun. Sedangkan pedagang yang berjualan di Pagelaran Keraton Solo dipungut biaya Rp2 juta/bulan. Panitia mengaku ingin mempertahankan kearifan lokal serta ciri khas tradisional Sekaten. Makanya, panitia tidak akan membuat Sekaten seperti expo.

“Kalau kami buat seperti expo orientasi kami berubah pada keuntungan (profit oriented). Jika ada perbaikan mungkin akan kami lakukan pada penataan stan saja,” terangnya.

Pedagang yang berjualan di Sekaten, imbuhnya, justru lebih banyak berasal dari pedagang luar Kota. Seperti pedagang gerabah misalnya berasal dari Jepara. Sementara itu, pedagang telur asin, sirih dan jenang alot juga berasal dari sekitar Kota Solo seperti Sukoharjo dan Wonogiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya