SOLO — Tradisi Sekaten Keraton Solo secara resmi dibuka Kamis (17/1/2013) siang. Pembukaan itu disertai dengan penabuhan dua perangkat gamelan pusaka milik keraton yakni gamelan Kiai Guntur Madu dan Kiai Guntur Sari di komplek Masjid Agung Solo.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Wakil Pengageng Sasana Prabu, KRMH Suryo Kusumo Wibowo, mengatakan dua gamelan yang bakal ditabuh dikeluarkan dari Keraton Solo Kamis sekitar pukul 08.00-09.00 WIB. ”Penabuhan gamelan pertama dilakukan Kamis pukul 14.00 WIB. Penabuhan gamelan sebagai salah satu upacara adat yang digelar tiap tahun. Konsep acaranya sama seperti tahun sebelumnya,” jelas Suryo saat dijumpai wartawan, di komplek Keraton Solo, Rabu (16/1/2013).
Suryo menjelaskan dalam prosesi upacara tersebut, pihak Keraton tidak mengundang intansi pemerintah. Sebab, dikhawatirkan jadwal aturan penabuhan gamelan tidak tepat waktu. Seperti tahun lalu, kata Suryo, pihak keraton mengundang orang pemerintahan, ternyata orang yang diundang terlambat datang.
”Sementara jadwal penabuhan harus dimulai. Akhirnya waktu penabuhan gamelan sempat mundur gara-gara menunggu kedatangan tamu undangan. Kalau tahun ini sengaja tidak mengundang instansi pemerintahan, kalau mereka datang ya silakan, lagi pula acaranya terbuka untuk umum,” jelasnya.
Suryo mengatakan tradisi penabuhan gamelan merupakan tradisi budaya turun temurun peninggalan para leluhur. Dia mengatakan setelah tabuhan gamelan, satu pekan kemudian diadakan acara Garebeg Maulud yang bertepatan dengan 12 Rabiul Awal atau hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
”Setelah gamelan keluar dari keraton lalu berhenti di Bangsal Morokoto. Sesudah itu, menunggu dawuh Pengageng Mondrobudoyo untuk disampaikan kepada utusan untuk menyerahkan dua gamelan ke pengurus Masjid Agung Solo. Nanti ada juga pembacaan sejarah, selaku penabuh dari abdi dalem keraton,” jelasnya.