SOLOPOS.COM - Usaha Kain Lukis Nasrafa milik Yani Murdiyanto di lantai 2 Sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Semanggi, Solo, Selasa (24/1/2023). (Solopos.com/Maymunah Nasution).

Solopos.com, SOLO — Sebagian besar pemilik usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Soloraya belum bergabung dalam program Shopee Ekspor. Hal ini seperti yang dilakukan oleh pemilik Kain Lukis Nasrafa di Semanggi, Solo, Yani Mardiyanto saat ditemui Solopos.com.

“Saya belum pakai Shopee Ekspor, memang sudah punya toko di Shopee, tapi belum maksimal penggunaannya, jadi belum tahu soal Shopee Ekspor,” papar Yani Selasa (24/1/2023).

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Yani mengatakan ekspor yang biasa dilakukannya adalah pembeli dari luar negeri yang didapatkannya lewat Kedutaan Besar. Cara konvensional itu berhasil membuatnya ekspor produk senilai 1 juta Yen ke Jepang di tahun 2022.

“Tahun 2023 ini penjualan digital kami akan dibimbing oleh dosen UNS, saya sedang mengusahakannya agar penjualan lewat e-commerce juga optimal,” papar Yani.

Usahanya menjual gaun, blus, syal, tas, caping, serta payung kertas. Kain dan bahan-bahan produknya dilukis dengan tangan oleh enam pelukis yang bekerja dengannya.

Sementara, pemilik usaha sepatu rajut RajutLonaku di Wonogiri, Ayu Mardani, juga belum menggunakan program Shopee Ekspor karena belum tahu tentang produk tersebut.

“Saya masih banyak fokus di penjualan offline, jadi tidak banyak tahu soal program-program Shopee,” papar Ayu.

Wanita tersebut juga menjelaskan baru aktif Shopee sejak 2022.

“Awalnya saya tidak pakai promo free ongkir [gratis ongkos kirim]. Kemudian saya mengamati, trus ikut promo itu, sekarang sedang pakai gratis ongkir ekstra. Promo yang saya terapkan paling voucher sama bundle,” ujar Ayu Selasa (24/1/2023).

Kendala usaha Ayu selanjutnya adalah wanita itu masih bekerja sembari berjualan. Diakui olehnya sulit fokus mengembangkan usaha jika dilakukan sendirian.

“Sulit membagi waktu, memang berjualan di e-commerce harus fokus, saya kira,” imbuh Ayu.

Penyebab berbeda dikemukakan oleh pemilik salah satu usaha clothing di Solo, Miranda. Wanita itu mengatakan usahanya sudah diberi kelas khusus untuk Shopee Ekspor, tapi kurangnya kapasitas produksi membuat mereka belum fokus mengikuti program tersebut.

“Kami memaksimalkan stok kami untuk penjualan offline melalui event-event bazaar dan toko konsinyasi. Untuk memenuhinya kami masih meningkatkan kapasitas produksi, dan hal itu membuat stok online belum terpenuhi,” papar Miranda saat dihubungi Solopos.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya