SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Madiunpos.com, BOJONEGORO —  Hujan yang mengguyur beberapa waktu terakhir memicu tanah longsor di sejumlah lokasi di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Lokasi bencana tanah longsor Bojonegoro berupa jalan dan tebing sungai sehingga mengancam permukiman warga dan prasarana jalan.

“Tanah longsor yang terjadi masuk jenis longsoran rotasi, bukan pengaruh adanya sesar aktif di daerah kami,” kata Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Nadif Ulfia di Bojonegoro, Selasa (12/2/2019).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan hasil survei BPBD di tiga lokasi longsor, lanjut Nadif Ulfia, semuanya akibat gerusan air yang terjadi selama musim hujan.

BPBD Bojonegoro sudah melakukan survei tanah longsor sepanjang 26,6 meter selebar 7 meter dengan tinggi 3,5 meter di Desa Kedungadem, Kecamatan Kedungadem.

Akibat kejadian longsor di wilayah itu, tembok penahan tanah/tebing dan taman ambrol, serta sebagian jembatan rusak. Selain itu, di Desa Kedungadem juga terjadi tanah longsor sepanjang 33,9 meter, selebar 3,7 meter, setinggi 2 meter.

“Di wilayah setempat kalau curah hujan tinggi berpotensi terjadi longsor lanjutan yang mengancam jalan poros kecamatan dan sejumlah permukiman warga,” katanya.

Data lainnya, tanah longsor sepanjang 9,5 meter dengan lebar 8,9 meter dan setinggi 2,6 meter terjadi di Desa Ngambon, Kecamatan Ngambon. Longsor di wilayah setempat mengakibatkan tembok penahan tanah, saluran air dan satu unit gapura selamat datang mengalami kerusakan.

“Jalan poros kecamatan juga terancam tergerus longsoran,” ucapnya.

Mengenai penanganan longsor di tiga lokasi itu, Nadif mengatakan dilakukan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga dan Penataan Ruang.

“Sekarang masih dalam proses untuk ditangani,” katanya.

Ia menambahkan BPBD juga menerima laporan longsor tebing Sungai Gandong di Desa Mulyorejo, Kecamatan Tambakrejo, sepanjang puluhan meter yang mengancam permukiman kawasan Ponpes Asror Robbany.

Penanganan longsor tebing Sungai Gandong akan dilakukan secara darurat, sebab kalau terjadi longsor susulan bisa mengancam bangunan di ponpes setempat.

“BPBD sudah mengirimkan bronjong dan batu kali untuk penanganan darurat tebing longsor Sungai Gandong sepanjang 20 meter,” ucap Kasi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Yudi Hendro.

Yang jelas, kata Nadif, BPBD Bojonegoro mewaspadai terjadinya longsor tanah yang bisa mengancam jalan poros kecamatan, tebing sungai, juga tanah yang lainnya selama musim hujan.

“Kami juga mengimbau masyarakat waspada, sebab selama musim hujan rawan terjadi tanah longsor,” ucapnya. 

Silakan KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Madiun Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya