SOLOPOS.COM - Sejoli mesum di Kebun Teh Kemuning Karanganyar. (Instagram/@visitsurakarta)

Solopos.com, KARANGANYAR — Pemerintah Kecamatan Ngargoyoso dan Pemerintah Desa Kemuning akan mengumpulkan pelaku usaha pariwisata di Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso dalam waktu dekat. Langkah itu diambil karena buntut dari ulah sejoli yang mesum di kebun teh Kemuning.

Aksi sejoli mesum itu ternyata terekam kamera cctv yang dipasang di area kebun teh Kemuning. Sejumlah orang yang berada di ruang Command Center Desa Kemuning mengetahui aksi tersebut saat sedang melakukan perawatan peralatan di dalam Command Center.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Salah seorang petugas itu berinisiatif mengambil gambar tayangan kamera cctv menggunakan kamera handphone dan menjadi viral di media sosial. Polisi masih menyelidiki siapa yang mengunggah video tersebut ke media sosial sehingga menjadi viral. Camat Ngargoyoso, Dwi Cahyono, menyampaikan sudah menerima informasi perihal itu.

Baca Juga: Pesona Perdesaan Swiss Seperti Apa yang Ada di Desa Ketenger?

“Satu sisi cctv itu bisa meningkatkan keamanan. Di sisi lain bisa menimbulkan efek jera. Pak kades sudah konfirmasi soal video itu. Dan akan diselesaikan. Pembinaan internal [untuk petugas Command Center]. Selain itu, kami juga akan melakukan evaluasi terhadap pengelola wisata. Kami akan mengumpulkan mereka dalam waktu dekat,” kata Dwi saat dihubungi Solopos.com, Senin (7/6/2021).

Pelaku usaha pariwisata yang dimaksud adalah pengelola objek wisata, pemilik maupun pengelola penginapan, dan lain-lain. Dia berharap masyarakat dan pelaku usaha pariwisata dapat turut serta mengawasi perilaku masyarakat yang berkunjung ke kawasan wisata Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso.

“Kami akan mengingatkan kembali agar pelaku wisata lebih jeli. Kami juga berharap masukan dari warga.”

Hal senada disampaikan Kepala Desa Kemuning, Widadi Nur Widyoko. Dia menyampaikan pengelola wisata di Desa Kemuning memiliki paguyuban bernama asosiasi pegiat wisata atau disingkat aspekta.

“Saya sepakat [dengan Camat Ngargoyoso]. Sebetulnya pengelola wisata di Desa Kemuning itu sering menyampaikan kepada pengunjung bahwa tidak boleh ada minuman keras, senjata tajam, dan tidak boleh berbuat asusila. Tapi ya namanya banyak orang, ndelalah ada yang enggak paham lalu njarag,” tutur dia saat dihubungi Solopos.com, Senin.

Baca Juga: Beda dari Lainnya, Ada Sate Godog Khas Ngawi yang Bikin Ngangeni

Oleh karena itu, Yoko, sapaan akrabnya, akan mendorong pelaku usaha pariwisata untuk lebih gencar menyampaikan pengumuman dan mengedukasi pengunjung objek wisata. Selain itu, Yoko juga akan mengingatkan pengelola wisata tentang penerapan protokol kesehatan secara ketat di lokasi wisata.

“Pasang pengumuman dilarang bawa minuman keras, senjata tajam, berbuat asusila. Akan kami edukasi soal itu. Kalau tindakan asusila itu kan kembali ke masing-masing. Apalagi itu di tempat umum. Mestinya kan etika harus jalan. Kami juga minta pengelola wisata lebih memperketat soal prokes. Itu wajib. Tidak boleh kerumunan dan membuat keributan,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya