SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA—Diduga mengalami serangan jantung, sejarawan Islam yang tinggal dan besar di lingkungan Muhammadiyah, Adaby Darban meninggal saat akan menjalani ibadah salat Iduladha di Alun-alun utara pagi ini, Minggu (6/11).

“Menurut saya, mas Adaby ini pergi dengan khusnul kotimah karena meninggal saat akan menjalankan ibadah. Mulus sekali. Wajah beliau juga tidak terlihat seperti orang sakit, berseri-seri,” jelas Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM, Djoko Suryo saat melayat di kediaman Adaby di daerah Kauman siang ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dengan singkat ia menuturkan kronologis meninggalnya Adaby dimulai saat bapak enam itu akan menjalankan ibadah salat Iduladha di Alun-alun utara. Tiba-tiba, pria berusia 59 tahun tersebut terjatuh sembari memegang dada bagian kirinya.

Berdasarkan pihak RS PKU Muhammadiyah Kota Jogja, tambah Djoko, diketahui Adaby sudah tidak bernyawa saat tiba sakit. Meski sampai saat ini belum ada penjelasan secara resmi mengenai penyebab kematian dosen ilmu sejarah UGM tersebut, namun diduga ia mengalami serangan jantung. Hal ini, kata Djoko, didasarkan atas riwayat kesehatan Adaby yang diketahui menderita sakit jantung.

Menurut keterangan paman Adaby, Muhammad Suhaimi, Adaby akan dikebumikan di Pemakaman Pakuncen. Adapun, letak makam Adaby berada di sebelah makam ayahnya, M. Darban A.W yang meninggal satu tahun lalu.

Dari Harian Jogja, sejumlah tokoh nasional dan lokal datang melayat antara lain, Ketua KPK Busyro Muqoddas, sejumlah tokoh civitas akademika UGM, beberapa anggota dewan Kota Jogja dan DIY. (Harian Jogja/Mediani D.N)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya