SOLOPOS.COM - GIbra-Teguh dan Bajo. (Solopos/dok)

Solopos.com, SOLO — Sejarawan dan pemerhati budaya Solo, Tunjung W Sutirto, memberikan analisisnya mengenai karakter dua calon wali kota atau cawali Pilkada Solo 2020 berdasarkan weton mereka.

Dalam budaya Jawa, karakter seseorang bisa dilihat berdasarkan tanggal lahir atau weton dalam kalender atau penanggalan Jawa. Hal ini merupakan pedoman selama ratusan tahun dan menjadi bagian dari keseharian masyarakat Jawa dalam menghadapi berbagai persoalan hidup.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sesuai daftar riwayat hidup Gibran Rakabuming Raka yang ada pada KPU Solo sebagai syarat mendaftar cawali Solo, suami Selvi Ananda itu lahir pada 1 Oktober 1987. Tunjung menjelaskan Gibran lahir bertepatan dengan penanggalan Jawa Kemis Legi, 7 Sapar 1920/07 Shafar 1408 H.

Peringkat Ke-1 Terinovatif Versi Kemenristek/BRIN, Solo Ungguli Semarang dan Cimahi

Orang dengan weton seperti cawali Solo dari PDIP itu memiliki karakter bertanggung jawab dan murah hati. “Enak dalam pergaulan, selalu gembira, seperti tidak pernah susah. Sering kena fitnah, kuat tidak tidur malam hari, berhati-hati namun sering bingung sendiri. Paarasannya seperti lakuning lintang, yaitu suka menyendiri,” terangnya kepada Solopos.com, pekan lalu.

Tunjung melanjutkan Gibran memiliki wuku Sinta yang dimensinya banyak, seperti sifat Dewa Bumi Yamadipati. Sosok dengan wuku dan dimensi seperti itu bisa menjadi pelindung atau penolong bagi orang-orang yang menderita atau jatuh sakit.

“Seperti Sanggar Waringin, yaitu teduh hatinya dan suka memberi perlindungan. Dengan wuku Sinta bisa menjadi orang yang tidak sabaran. Ada aralnya, yaitu ketika tidak bersikap dermawan akan menjadi titik kejatuhannya,” terangnya.

13 Pasien Suspek Naik Jadi Positif Dalam Sehari, Satgas Covid-19 Solo Khawatir

Mencampuri Urusan Orang Lain

Sedangkan untuk saptawara atau pancasuda Gibran, menurut Tunjung, yaitu Satrya Wibawa. Orang dengan pancasuda cawali Solo berusia 33 tahun itu biasanya memiliki karakter berwibawa dan berbudi luhur.

Ihwal ulasan itu, Tunjung mengaku menggunakan referensi portal Ki-Demang.com. Dengan memasukkan tanggal, bulan, dan tahun kelahiran seseorang bisa dilihat weton, wuku, saptawara atau pancasuda-nya.

Sementara itu, berdasarkan portal online primbon.com, dengan tanggal, bulan, dan tahun kelahiran Gibran, diketahui bapak dua orang anak itu berweton Kemis Legi dan wuku Sinta. Namun, bagian pancasuda atau saptawara berbeda dengan ulasan Tunjung.

Tim Bajo Sebut Ada Yang Aneh Pada Gibran Saat Debat I Pilkada Solo 2020, Apa Itu?

Merujuk primbon.com, Gibran diibaratkan sebagai sumur sinaba. Orang dengan karakter seperti itu berjiwa sangat welas asih kepada sesama, bahkan menjadi tempat bernaung bagi orang yang menderita kesusahan. Ia selalu terbuka bagi siapa saja. Bahkan pada hari tua banyak yang datang menimba ilmu.

Kendati hidup sederhana, polos dan jujur, tapi sosoknya banyak disukai orang. Sosok ini memperlakukan teman dengan adil. Hanya saja, karena perhatiannya kepada orang lain sangat besar, ia terkadang sering mencampuri urusan orang lain.

Sementara itu, cawali Solo, Bagyo Wahyono, menurut penanggalan Jawa lahir pada Kemis Pahing, 8 Ruwah 1892/8 Syaban 1380 Hijriah. Menurut Tunjung W Sutirto orang dengan weton seperti cawali Solo itu memiliki karakter berupa kesungguhan yang penuh perhitungan untuk mendapatkan untung dan suka menolong.

Penjualan Miras Ilegal Di Mangkubumen Solo Terbongkar Berkat Kecurigaan Warga, Begini Ceritanya

Sering Dijahili

“Kalau rakamnya itu ibarat Mantri Sinaroja yang perlambangnya adalah memperoleh kemuliaan, mampu menjalankan tugas,” terangnya.

Sementara paarasan orang ini adalah lakuning bumi yang berwatak melindungi, mengasuh, sabar, mengalah. Orang yang lahir pada tanggal ini mempunyai wuku tambir yang tinggi cita-cita dengan simbol burung prenjak.

“Aral bagi orang yang punya wuku Tambir menurut primbon Jawa adalah sering dijahili atau dikerjai orang. Orang dengan Wuku Tambir sering kali lesu fisiknya, sehingga bisa menjadi kehilangan semangat,” sambung Tunjung.

Duh! Sehari 3 Pasien Positif Covid-19 Solo Meninggal Dunia

Orang dengan tanggal lahir tersebut merujuk portal Ki-Demang.com yang menjadi referensi Tunjung, memiliki Pancasuda atau diibaratkan Lebu Katiyup Angin. Orang dengan pengibaratan itu sering dimaknai cita-citanya sering tidak kesampaian.

Namun merujuk portal online primbon.com, orang dengan tanggal lahir itu diibaratkan sebagai wasesa segara. Orang dengan pengibaratan wasesa segara dikenal sebagai sosok yang penyabar, lapang dada, berbudi luhur, dan mempunyai kewibawaan.

Orang ini juga dikenal teliti dan berhati-hati dalam memutuskan segala sesuatu. Mereka juga suka berbicara terbuka, jujur, keras dan disiplin, tetapi tetap mempunyai tenggang rasa. Ihwal adanya beberapa perbedaan ulasan atau analisis tersebut, Tunjung mengakui karena memang banyak versi primbon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya