SOLOPOS.COM - Kondisi Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri pada Kamis (2/9/2021). (Solopos/Rudi Hartono)

Solopos.com, SOLO — Waduk Gajah Mungkur di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, merupakan salah satu bendungan besar di Jawa Tengah. Waduk ini diresmikan Presiden Soeharto pada 17 November 1981.

Proses pembangunan waduk ini dimulai sejak 1974. Waduk yang menjadi hulu Sungai Bengawan Solo itu diproyeksikan mampu bertahan 100 tahun.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan catatan Solopos.com, sebanyak 67.157 jiwa yang menempati 51 desa di Wonogiri terpaksa pindah demi proyek waduk. Mereka terusir dari tanah kelahiran mereka dan bertransmigrasi bedol desa ke Sumatra Barat, Jambi, Bengkulu, dan Sumatra Selatan.

Sebanyak 51 desa di enam kecamatan di Wonogiri itu ditenggelamkan untuk pembangunan Bendungan Serbaguna Wonogiri. Pengorbanan mereka ditandai dengan Patung Bedol Desa tak jauh dari kawasan wisata waduk.

Ekspedisi Mudik 2024

Waduk seluas 8.800 hektare dengan panjang 1.452 meter, tinggi 42 meter, dan volume 730 juta meter kubik itu kemudian diberi nama Gajah Mungkur. Hal ini karena lokasinya terletak tidak jauh dari Pegunungan Gajah Mungkur di sebelah barat. Waduk ini direncanakan bisa berumur sampai 100 tahun. Namun, sedimentasi yang terjadi menyebabkan umur waduk ini diperkirakan tidak akan lama.

Baca juga: Waduk Gajah Mungkur Wonogiri Tempat Cemceman Popok Terbesar di Jawa?

Waduk Tercemar

Waduk yang dikelola Pemerintah Daerah Wonogiri ini mampu mengairi sawah seluas 23.600 hektare di daerah Sukoharjo, Klaten, Karanganyar dan Sragen. Kini, hulu sungai terpanjang di Pulau Jawa itu disebut sebagai sumber air yang tercemar rendaman alias cemceman popok. Hal itu dijelaskan peneliti sekaligus aktivis lingkungan hidup dari Ecoton bernama Prigi Arisandi.

Fakta mengejutkan tentang cemceman popok di waduk Wonogiri itu disampaikan Prigi dalam video bertajuk Popok Gajah Mungkur bagian dari Ekspedisi 3 Sungai #13 yang disiarkan di channel Youtube Watchdog Image, Jumat (18/3/2022).

Proyek ekspedisi ini merupakan kolaborasi peneliti, jurnalis, dan warga menyusuri tiga sungai utama di Pulau Jawa, yaitu Sungai Citarum, Bengawan Solo, dan Brantas. Perjalanan ini merekam ekonomi rakyat yang tidak punya pilihan dan konflik klasik antara industri dan warga yang kerap terjadi.

Dalam video perjalanan yang ditilik Solopos.com, Rabu (6/4/2022) dijelaskan bahwa Bengawan Solo adalah salah satu sungai utama di Pulau Jawa yang telah tercemar aneka limbah. Perjalanan tersebut sampai ke kawasan Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri yang menjadi hulu Sungai Bengawan Solo.

Baca juga: Peneliti: Waduk Gajah Mungkur Wonogiri Sumber Air Minum Cemceman Popok

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sampel air di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri telah tercemar microplastik. Selain itu ditemukan juga beberapa sampah popok bekas yang terbawa arus di Waduk Gajah Mungkur.

Prigi pun merasa prihatin melihat kenyataan bahwa air yang tercemar sampah popok itu dipakai sebagai sumber air minum.

“Ini cemceman popok yang dipakai untuk minum. Jadi memang setiap hari orang itu menggunakan tiga sampai enam popok untuk bayi mereka, termasuk juga lansia. Karena pemerintah hanya melayani sekitar 40% pengolahan sampah popok. Maka kemudian 60% orang membuang sampah popok ke sungai,” jelas Prigi.

Kebiasaan masyarakat membuang popok ke sungai itulah yang menyebabkan pencemaran. Bukti nyata tentang pencemaran itu terlihat di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri. “Ini [Waduk Gajah Mungkur] cemceman terbesar popok,” tegas Prigi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya