SOLOPOS.COM - Kantor Kecamatan Pedan Klaten. (Istimewa/Youtube Channel Rumah Dokumenter)

Solopos.com, KLATEN — Pedan merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Klaten. Siapa sangka ternyata nama Pedan berawal dari kisah hidup seoraang Pangeran Pranowo.

Dilansir dari laman visitklaten.com, Rabu (30/11/2022), Kecamatan Pedan memiliki luas sekitar 19,17 kilometer persegi dan mempunyai 14 desa. Belasan desa itu, yakni ada Ngaren, Kaligawe, Beji, Tambakboyo, Keden, Lemahireng, Troketon, Jatimulyo, Bendo, Temuwangi, Jetis Wetan, Sobayan, Kalangan, dan Kedungan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Nama Pedan bermula dari kisah hidup seorang Pangeran Pranowo. Pangeran tersebut merupakan seorang pelarian kerajaan Majapahit abad XIII.
Saat itu, ajaran agama Islam masuk ke Jawa dan ditentang oleh para pemeluk agama Hindu yang mayoritas dianut para orang-orang di Majapahit.

Ekspedisi Mudik 2024

Pangeran Pranowo bersama keluarga dan para sahabatnya memutuskan berpindah ke daerah pinggiran guna menghindari perseteruan. Di daerah ini mereka menanam sayuran dan palawija guna kebutuhan setiap hari seperti rakyat jelata.

Pangeran Pranowo juga menanam pohon beringin yang digunakan berteduh ketika selesai bekerja. Namun, silih tahun berganti daerah tersebut menjadi ramai karena digunakan sebagai tempat transaksi janganan atau sayuran. Sampai sekarang pohon beringin ini di kenal dengan nama beringin janganan.

Baca Juga: Bendungan Kuno di Sabranglor Klaten Ini Disulap Jadi Blumbang Tempat Memancing

Lantaran kawasan pohon beringin janganan yang ramai Pangeran Pranowo merasa takut jika persembunyiannya akan terbongkar. Di tengah kecemasannya, Pangeran Pranowo mengambil langkah menyamar dengan cara bertapa sambil menjemur diri seperti orang gila.

Tiap hari, Pangeran Pranowo berjemur diri di tengah keramaian atau pepe dalam Bahasa Jawa sehingga Pangeran Pranowo dikenal sebagai orang gila atau edan dalam Bahasa Jawa. Kebiasaan berjemur diri yang dilakukan Pangeran Pranowo lantas membuat banyak orang menyebutnya sebagai Kiai Pepe atau Mbah Pepe.

Saat dirasa penyamarannya yang berhasil, satu hari Pangeran Pranowo mengatakan jika daerah ini ramai maka daerah ini di beri nama Pedan. Pedan sendiri berasal dari kata pepe yang memiliki arti berjemur dan edan yang memiliki arti gila. Jadi pepe dan edan merupakan strategi Pangeran Pranowo guna menyelamatkan identitasnya saat itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya