Sejarah Penamaan Jogodayoh Delanggu, Dulu Tempat Terima Tamu Raja

Solopos.com,KLATEN — Dukuh Jogodayoh merupakan salah satu dukuh di Desa Karang, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Masyarakat di Dukuh Jogodayoh masih memerhatikan sejarah dan tuntunan hidup yang dirawat sejak zaman dahulu.

“Asal usul Jogodayoh sudah ada sejak zaman dahulu, sebelum zaman penjajahan sudah ada, tepatnya ada pada zaman Kerajaan Mataram,” kata sesepuh Dukuh Jogodayoh, Desa Karang, Kecamatan Delanggu, Kuwatno, saat ditemui Solopos.com, di dukuhnya, Senin (1/8/2022).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Jogodayoh sendiri sudah diceritakan sejak zaman kerabat Keraton Kasunanan Surakarta atau sejak zaman Ronggowarsito dan Babad Mataram

“Sini dulu seperti Pengging, ceritanya masih satu runutan. Jenazah Ki Ageng Kebo Kenongo ke sini dulu, dipakai untuk istirahat sebelum ke Imogiri. Jogodayoh itu bermakna menjaga tamu-tamu Ki Ageng Kebo Kenongo,” kata Kuwatno.

Dukuh Jogodayoh menjadi lokasi menerima kedatangan tamu-tamu raja pada zaman dahulu. Di lokasi ini juga digunakan tempat bermusyawarah.

Baca Juga: Asal-Usul Hari Jadi Kabupaten Klaten Jatuh Tanggal 28 Juli

“Dinamakan Jogodayoh untuk menjaga jika ada tamu dari Kasunanan. Kalau di dukuh sebelah, Sukorame. Itu untuk prajurit-prajutit yang untran-untran dalam peperangan,” kata Kuwatno.

Salah seorang warga di Jogodayoh, yakni Suradi, mengatakan penamaan Jogodayoh memiliki filosofi hidup guyub rukun agawe santosa. Guyub bermakna kebersamaan, rukun artinya bersatu dan mewujudkan jadi kuat.

“Bersatu dalam masyarakat kekeluargaan dan menjunjung tinggi musyawarah mufakat agar satu keputusan dapat ditaati secara bersama-sama,” katanya.