SOLOPOS.COM - Pabrik Gula Gondang Winangoen Klaten. (Visitjawatengah.jatengprov.go.id)

Solopos.com, KLATEN — Bekas Pabrik Gondang Winangoen, Klaten, kini berfungsi sebagai Museum Gula di Jawa Tengah. Lokasinya berada di jalan utama jalur Solo-Jogja, tepatnya di Desa Plawikan, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten.

Pabrik peninggalan kolonial Belanda ini berdiri sejak awal abad ke-19. Sejak 2009 lalu, pabrik ini beralih fungsi menjadi Agro Wisata Gondang Winangoen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dikutip dari laman visitjawatengah.jatengprov.go.id, Jumat (20/5/2022), museum yang didirikan pada 11 September 1982 itu merupakan satu-satunya Museum Gula di Jawa Tengah. Pengalihan fungsi ini sekaligus menjadi pembeda antara Pabrik Gula Gondang Winangoen Klaten dengan pabrik gula lainnya.

Museum itu berlokasi di salah satu rumah bekas pejabat Belanda. Museum ini menyimpan puluhan benda koleksi yang berkaitan dengan pengolahan tebu di masa lampau.

Pabrik gula peninggalan Belanda itu termasuk dalam daftar cagar budaya. Dikutip dari laman cagarbudaya.kemdikbud.go.id, secara keseluruhan, pabrik ini dibangun di tanah seluas 14 ha.

Berdasarkan fungsinya, bangunan ini tediri dari beberapa bagian, yaitu Bangunan Pabrik, Kantor Pabrik, Rumah Dinas Administratur, Perumahan Emplasemen, Perumahan Kongsi (pegawai pabrik), Museum Gula Jawa Tengah, dan rel serta kereta lori. Bangunan-bangunan tersebut didirikan pada abad ke-19 dan berarsitektur indische style: suatu perpaduan gaya arsitektur Eropa dengan kondisi iklim di Indonesia.

Baca juga: Kisah Si Raja Gula Asia, Pengusaha Terkaya dari Semarang

Sejarah Gula

Pekembangan industri gula di tanah Jawa memiliki sejarah yang panjang. Hasil studi literasi buku arsip perpustakaan kuno milik Pabrik Gula (PG) Mojo, Sragen, terdapat sejumlah informasi menarik seputar industri gula di Tanah Jawa, khususnya Soloraya.

Industri gula di Jawa mencapai masa keemasan pada periode 1894-1932. Pada periode tersebut, produksi gula di Jawa bersaing ketat dengan Kuba dalam memenuhi permintaan pasar dunia.

Berdasarkan buku Archief voor de Java Suikerindutrie (1897:589), sampai akhir 1896, Kuba merupakan produsen gula terbesar di dunia, disusul Jawa. Namun, situasi tersebut berbalik satu tahun kemudian.

Industri gula di Jawa secara luar biasa melampaui Kuba pada akhir 1897 dengan hasil produksi sebesar 605 juta kilogram atau 605.000 ton. Hasil gula melimpah ini dipasok dari 148 pabrik gula yang beroperasi di seluruh Jawa pada tahun itu.

Baca juga: Ini Kisah Lengkap KKN Rumah Kosong Klaten, Serem Lur!

Buku Archief Voor de Suikerindustrie in Ned Indie terbitan 1919 itu kini tersimpan di Perpustakaan PG Mojo, Sragen. Buku itu merekam data laju produksi gula di Jawa pada 1894-1918 mengalami kenaikan hingga 235%.

Ternyata wilayah Soloraya memiliki andil cukup besar dalam memasok gula di Jawa dengan belasan pabrik. Pegiat Sragen Tempo Doeloe (Stedo), Johny Adhi Aryawan, menyebut di wilayah Soloraya, awalnya terdapat 15 pabrik gula pada 1898.

Jumlah pabrik gula di Soloraya kemudian meningkat menjadi 16 pabrik seperti yang dilaporkan pada 1931. Dewasa ini, pabrik gula yang masih terlihat bentuk fisiknya di Soloraya tinggal empat.

Mereka adalah PG Mojo Sragen, PG Colomadu dan PG Tasikmadu di Karanganyar dan PG Gondang Winangun di Klaten. Sisanya sudah hilang ditelan peradaban.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya