SOLOPOS.COM - Polisi berpakaian ala pahlawan nasional (keempat dari kanan) dalam Operasi Zebra Candi 2017 di Jl. A. Yani, Desa Pajnunan, Kecamatan Kudus, Kabupaten Kudus, Jateng, Kamis (9/11/2017). (Instagram-@polreskudus)

Solopos.com, JAKARTA – Operasi penindakan pelanggaran lalu lintas oleh Polri dengan sandi Operasi Zebra sekarang ini menjadi hal biasa. Tapi, dulu saat operasi ini digelar kali pertama sungguh luar biasa.

Operasi Zebra secara nasional di Indonesia kali pertama dilaksanakan bukan atas perintah Kapolri melainkan Panglima ABRI Jenderal TNI L. B. Murdani. Jenderal Murdani meminta Polri segera menuntaskan masalah tingginya korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas yang mencapai 60.000 orang dalam kurun lima tahun terakhir.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

PKn Progresif, Arah Baru Pendidikan Kewarganegaraan Berkelanjutan

Dikutip Solopos.com dari buku Rekaman Peristiwa ’85 yang diterbitkan Sinar Harapan (1986), diceritakan perintah Panglima ABRI itu direspons dengan melaksanakan Operasi Zebra dengan sandi “Zebra 85” selama 73 hari seperti batas waktu yang diberikan panglima. Nama “Zebra” sendiri dipilih lantaran nama ini sudah populer seperti dilakukan oleh Mayor Jenderal Pol Sudarmadji pada 1978-1984.

Ekspedisi Mudik 2024

Detikcom Goes To Campus Di Solo, Ada Bursa Kerja Hingga Ketemu Raditya Dika

Penindakan pelanggaran lalu lintas itu pun dipastikan tak pandang bulu. Bahkan, seandainya pengemudi menteri melanggar sekalipun saat membawa pejabat, ia harus ditindak tegas.

“Pengemudi menteri pun kami tindak bila kedapatan melanggar walaupun sedang menjalankan tugasnya membawa pejabat negara itu,” kata Direktur Samapta Polri Mayor Jenderal Pol Azhar Kasim yang ditunjuk menjadi pengawas Operasi Zebra.

Arab Saudi Terancam Kehilangan Triliunan Rupiah Dari Umrah

Pelaksanaan Operasi Zebra

Operasi akhirnya dimulai pada hari pertama, 25 Juli 1985. Hasilnya, pada hari pertama hampir semua jalan di pelosok tanah air yang sebelumnya macet, tiba menjadi lengang. Bus kota yang semula suka mengambil penumpang sembarangan tempat di luar terminal, mulai tertib.

Terus Naik! Setahun, Sejuta Jemaah Indonesia Berangkat Umrah

“Demikian juga dengan kendaraan yang antre, mulai memperlihatkan ketertibannya,” tulis Upa Labuhari.

Namun, hal berbeda justru terlihat pada kedua Operasi Zebra. Pelanggaran lalu lintas meningkat tajam. Bahkan, hingga hari ke-15, polisi setidaknya memberi bukti pelanggaran (tilang) kepada 200.000 pelanggar. Selain itu, ada lebih dari 60.000 kendaraan berbagai jenis ditahan.

Isu Korupsi Di Balik Politik Dinasti

Di Ibukota, kendaraan yang ditahan di kantor polisi langsung dibawa ke pusat pergudangan di Cakung, Jakarta Timur. “Kendaraan yang masuk ke tempat ini baru bisa diambil paling kurang sebulan setelah pelanggaran dilakukan. Suatu tindakan yang menjerakan para pengemudi agar tidak melanggar,” sambung Upa.

Hasilnya memang menggembirakan. Jurnalis Upa melaporkan hasil pengamatannya di beberapa kota besar menunjukkan Operasi Zebra sudah menumbuhkan ketertiban dalam berlalu lintas.

Konsumsi Listrik Dan Transportasi Sumbang Emisi Terbesar Kota Solo

Lalu, timbul pertanyaan, bagaimana dengan sekarang?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya