SOLOPOS.COM - Pemandangan Gunung Tidar Magelang. (Humas Pemkot Magelang)

Solopos.com, MAGELANG — Gunung Tidar di Magelang, Jawa Tengah, disebut sebagai pakunya Tanah Jawa. Hal ini berkaitan dengan mitos yang berkembang di masyarakat tentang asal-usul gunung tersebut.

Gunung ini terletak di tengah Kota Magelang dengan ketinggian 503 mdpl. Keberadaan gunung ini tidak bisa dipisahkan dari Akademi Militer. Lembah Tidar merupakan kawah candradimuka yang mencetak perwira pejuang Sapta Marga.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca juga: Asal Usul Gunung Tidar Pakunya Tanah Jawa

Asal usul penamaan Gunung Tidar memiliki banyak versi. Versi terbanyak menyebutkan nama gunung itu berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa, yaitu mati dan modar, yang berarti kalau tidak mati ya mampus.

Konon, Gunung Tidar merupakan pusat kerajaan gaib di Pulau Jawa karena dihuni baangsa jin. Sehingga menurut mitos yang berkembang, siapapun yang masuk ke area Gunung Tidar dipastikan akan meninggal.

Baca juga: Mengungkap Legenda Paku Bumi di Balik Gunung Tidar Magelang

Pakunya Tanah Jawa

Menurut mitos yang beredar, masyarakat meyakini Gunung Tidar merupakan paku bumi yang menyeimbangkan Pulau Jawa. Dihimpun dari berbagai sumber, Selasa (15/3/2022), konon, dulu Pulau Jawa berbentuk seperti perahu yang selalu terombang-ambing oleh gelombang laut. Sewaktu-waktu gunung ini bisa terbawa arus laut dan berpindah tempat.

Akhirnya, salah satu dewa dari kahyangan turun ke Bumi dan menancapkan paku ke daratan berbentuk perahu tersebut. Sejak saat itu, daratan tersebut berubah bentuk menjadi Gunung Tidar yang kemudian disebut sebagai pakunya Tanah Jawa.

Sejak saat itu pula, Pulau Jawa dihuni bangsa jin dan sebagian manusia yang tinggal di situ memiliki ilmu kanuragan alias ilmu yang berguna untuk bela diri secara supranatural. Para manusia pun menjadi sakti lantaran bersekutu dengan jin.

Baca juga: Legenda Syekh Subakir & Asale Gunung Tidar Pakunya Tanah Jawa

Syekh Subakir

Suatu ketika seorang ulama asal Persia bernama Syekh Subakir bermaksud menyucikan Pulau Jawa dengan menyebarkan agama Islam. Dia pun berperang dengan bangsa jin dengan menancapkan tombak raksasa di Gunung Tidar.

Hal itu membuat bangsa jin yang terlanjur berkuasa menyesatkan manusia terusir dari Pulau Jawa. Mereka lantas melarikan diri ke wilayah utara dan selatan Pulau Jawa.

Sabdo Palon yang mengasuh Pulau Jawa kemudian menampakkan diri dan menantang Syekh Subakir bertarung. Perkelahian berlangsung seri, Syekh Subakir menjelaskan maksud kedatangannya. Sabdo Palon memahami dan memberikan izin atas niat yang akan dilakukan oleh Syekh Subakir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya