SOLOPOS.COM - Ilustrasi Masjid Jogokariyan. (sibakuljogja.jogjaprov.go.id)

Solopos.com, JOGJA  — Masjid Jogokariyan di Kota Jogja dikenal sebagai salah satu masjid yang sangat populer baik di kalangan warga Jogja maupun wisatawan yang berkunjung. Berikut sejarah Masjid Jogokariyan yang terletak di Kampung Jogokariyan, Mantrijeron, Kota Jogja.

Masjid Jogokariyan selama ini dikenal sebagai masjid yang kerap digunakan untuk berbagai kegiatan keagamaan. Terlebih saat bulan puasa atau Ramadan seperti saat ini di mana berbagai kegiatan keagamaan digelar di masjid ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dilansir dari laman sibakuljogja.jogjaprov.go.id, salah satu program yang membuat Masjid Jogokariyan istimewa adalah Program Saldo Infak Nol Rupiah. Program itu bertujuan membuat saldo infak yang masuk ke masjid selalu habis digunakan untuk keperluan masjid dan juga warga sekitar.

Ketika bulan Ramadan, pengelola Masjid Jogokariyan juga kerap membagikan takjil secara gratis kepada masyarakat sekitar. Ditambah lagi di sekitar area masjid juga terdapat Kampung Ramadan yang selalu dipenuhi banyak UMKM yang menjajakan berbagai macam takjil makanan atau pun minuman untuk berbuka puasa.

Lantas seperti apakah sejarah berdirinya Masjid Jogokariyan ini? Diolah dari berbagai sumber, Masjid Jogokariyan dibangun sejak tahun 1966 dan mulai digunakan pada tahun 1967. Masjid ini diresmikan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Jogja pada Agustus 1967.

Masjid ini awalnya dibangun di atas sepetak tanah wakaf yang berukuran 600 meter persegi. Namun seiring perkembangan zaman, luas masjid ini bertambah menjadi 1.118 meter persegi karena disertai sejumlah bangunan pendukung lainnya seperti Islamic Center.

Sejarah didirikannya Masjid Jogokariyan ini juga tidak terlepas dari dinamika yang terjadi di kampung tersebut. Kampung Jogokariyan didirikan pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) IV pada tahun 1822.

Pendirian kampung ini tak terlepas dari kebutuhan tempat tinggal bagi abdi dalem Keraton Jogjakarta yang sebelumnya berada di dalam benteng Ndalem Baluarti. Seiring berkembangnya zaman, banyak masyarakat di Kampung Jogokariyan yang justru bergabung dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Bahkan hingga tahun 1966, belum ada satu pun bangunan masjid di Kampung Jogokariyan. Masyarakat hanya menggunakan langgar berukuran 3×4 meter sebagai kegiatan keagamaan.

Oleh karenanya, pada tahun 1966, sejumlah tokoh masyarakat di kampung itu pun berinisiatif mendirikan masjid. Dibangunannya Masjid Jogokariyan pada 1966 silam itu pun bertujuan untuk menghidupkan kembali nuansa islami di kampung tersebut.

Sementara itu, nama Masjid Jogokariyan dipilih dengan berbagai pertimbangan. Salah satunya adalah Sunnah Rasulullah SAW ketika memberi nama masjid adalah dengan membubuhkan nama kampung atau lokasi masjid. Selain itu, nama Jogokariyan dipilih karena diyakini mampu merekatkan dan mempersatukan masyarakat Jogokariyan yang sebelumnya terpecah belah karena perbedaan aliran dan gerakan politik.

Demikianlah sejarah Masjid Jogokariyan di Kota Jogja. Seiring berkembangnya zaman, Masjid Jogokariyan menjelma sebagai masjid yang populer karena banyak digunakan sebagai kegiatan keagamaan dan siar keagamaan, terutama pada bulan Ramadan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya