SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo berjalan menuju Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Kamis (1/10/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Agung Rajasa)

Solopos.com, SOLO — Setiap tanggal 1 Oktober, masyarakat Indonesia memperingati Hari Kesaktian Pancasila yang cerita sejarahnya tak bisa lepas dengan peristiwa kelam G30SPKI pada 30 September 1965.

Peristiwa ang didalangi oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) ini menculik dan membunuh 6 perwira tinggi dan 1 perwira pertama TNI AD. Jenazah para korban yang selanjutnya dinamakan Pahlawan Revolusi dimasukkan ke dalam sumur tua di Lubang Buaya Pondok Gede Jakarta.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Mereka diculik oleh para pengawal Pasukan Pengawal Presiden atau Cakrabirawa yang dianggap loyal kepada PKI. Jenderal TNI Abdul Haris Nasution berhasil selamat dari pembunuhan. Namun, putrinya yang bernama Ade Irma Suryani Nasution dan ajudannya Lettu CZI Pierre Andreas Tendean meninggal dalam peristiwa tersebut.

Dalam sejarah G30SPKI yang menjadi latar belakang ditetapkannya Hari Kesaktian Pancasila itu, ada beberapa orang lain yang juga menjadi korban, di antaranya adalah Bripka karel Satsuit Tubun. Sementara di Yogyakarta tentara yang menjadi korban adalah Kolonel Katamso Darmokusumo dan Letkol Sugiyono Mangunwiyoto.

Baca Juga: Lirik Gugur Bunga, Lagu Wajib Nasional Ciptaan Ismail Marzuki

PKI pun mengumumkan Dewan Revolusi yang dipimpin oleh Letkol Untung Syamsuri, Komandan Batalyon 1 Cakarabirawa. Namun penemuan enam jenderal dan satu perwira pertama di Lubang Buaya pada 3 Oktober membuat rakyat marah kepada PKI.

Mayjen Soeharto yang dilantik menjadi Menteri/Panglima Angkatan Darat pada 16 Oktober 1965 dan pada 11 Maret 1966 mendapat Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) dari Presiden Soekarno, mengambil langkah-langkah pemulihan keamanan negara, terutama membersihkan seluruh unsur pemerintah dan negara dari unsur PKI. Itulah yang kemudian membuat PKI diberangus keberadaannya, dan dilarang berdiri kembali lewat TAP MPRS Nomor 25 Tahun 1966.

Baca Juga: Ukuran Payudara Besar Lebih Berisiko Terkena Kanker Ternyata Hanya Mitos

Makna Hari Kesaktian Pancasila

Berdasarkan sejarahnya, Hari Kesaktian Pancasila ditetapkan berdasarkan  Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 153 Tahun 1967 pada 27 September 1967 oleh Presiden Soeharto. Isi dari Keppres itu adalah menetapkan 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati seluruh rakyat Indonesia dengan khidmat dan tertib.

Menurut Ketua Pusat Studi Pengamalan Pancasila Universitas Sebelas Maret (PSPP UNS) Solo, Leo Agung S, dalam peringatan Hari Kesaktian Pancasila bisa menjadi momen kebangkitan bagi rakyat Indonesia untuk meningkatkan jiwa serta rasa patriotisme dan nasionalisme. Hari kesaktian Pancasila memiliki makna yang luhur untuk meningkatkan rasa patriotisme dan nasionalisme serta mengembalikan dasar negara, yakni Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Baca Juga: Sinopsis Film Penumpasan Pengkhianatan G30SPKI, Sejarah Kelam Bangsa Indonesia

Hari Kesaktian Pancasila mempunyai makna yang sangat mendalam dan penting bagi bangsa Indonesia, yakni sebagai upaya memperteguh peranan Pancasila sebagai Dasar Negara dan ideologi bangsa. Hari Kesaktian Pancasila ini diperingati untuk mengingat bahwa Indonesia pernah memiliki sejarah yang begitu kelam terkait dengan kemanusiaan.

“Kesaktian Pancasila dimaknai untuk memperkokoh perannya sebagai dasar Negara serta ideologi bangsa. Pancasila memiliki peran penting sebagai pondasi dasar Negara dan mempererat persatuan dan kesatuan. Kesaktian Pancasila dimaknai sebagai penghormatan pada pahlawan yang sudah gugur dalam memperjuangkan keutuhan Bangsa Indonesia,” terang dia dalam tulisannya di Solopos.com beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Hari Kesaktian Pancasila Diperingati 1 Oktober, Bukan Hari Libur Nasional

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya