SOLOPOS.COM - Gangsiran Aswatama Banjarnegara. (Istimewa/Google Maps Gangsiran Aswatama)

Solopos.com, BANJARNEGARA — Gangsiran Aswatama berlokasi di Jl. Dieng No.13, Karangsari, Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

Peninggalan sejarah Gangsiran Aswatama ini dulunya merupakan tempat pembuangan air di ruang bawah tanah untuk mengeringkan lokasi pembuatan candi di sekitar kawasan Dieng yang tergenang air hujan dan sungai ribuan tahun silam.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Melansir dari website resmi Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah, menurut sejarahnya nama Gangsiran Aswatama berasal dari cerita akhir perang Baratayuda saat Aswatama membuat lubang bawah tanah untuk membunuh Parikesit. Aswatama adalah anak dari pendeta Durna yang ingin membalas atas kematian ayahnya.

Ia berusaha masuk ke kamar Bambang Parikesit (anak Arjuna) untuk membunuhnya. Lantaran penjagaan yang sangat ketat ia mencoba untuk mencari jalan lain yaitu dengan menggali lubang dengan keris saktinya. Keris ini merupakan hadiah dari ibunya, seorang bidadari bernama Wilutama.

Dengan menancapkan keris tersebut ke dalam tanah, tercipta sebuah lubang yang cukup dimasuki oleh tubuh manusia dan digunakan Aswatama untuk masuk ke kamar Bambang Parikesit melalui bawah tanah.

Namun, usaha Aswatama ini ternyata tidak berhasil karena ia tidak sengaja tergores oleh panah Arjuna Pasopati yang diletakkan di dekat tempat tidur Parikesit.

Lubang tersebut kemudian dinamai Gangsiran Aswatama. Gangsiran sendiri berasal dari kata dasar gangsir yang berarti galian terowongan. Sementara, Aswatama merupakan nama salah tokoh yang membuat lubang tersebut. Jadi, Gangsiran Aswatama adalah sisa galian terowongan Aswatama.

Gangsiran Aswatama dapat menunjukkan bahwa dulunya daerah Dataran Tinggi Dieng merupakan kawasan yang tanahnya mengandung begitu banyak air atau menyerupai kawasan rawa.

Kemungkinan Gangsiran ini dibangun sebelum candi-candi didirikan terutama Kompleks Candi Arjuna, Candi Parikesit dan beberapa Dharmasala.

Bangunan-bangunan candi tersebut memang terletak di daerah paling rendah sehingga perlu dikeringkan lebih dahulu supaya terdapat lahan yang cukup untuk membangunnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya