SOLOPOS.COM - PT Djarum Kudus (Facebook/ Mowilex)

Solopos.com, KUDUS — PT Djarum adalah perusahaan rokok kretek terbesar keempat di Indonesia yang berkantor pusat di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. PT Djarum ini juga merupakan induk dari Djarum Group yang membawahi banyak bisnis.

Saat ini, PT Djarum dipegang oleh generasi kedua dari keluarga Oei Wie Gwan, yaitu Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono. Di luar bisnis rokok kretek, Djarum Group juga memiliki unit bisnis lain, seperti bidang perbankan, elektronika, perkebunan, pusat pembelanjaan, perdagangan elektronik, media komunikasi dan masih banyak lagi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Keberadaan PT Djarum inilah yang menambah nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kudus hingga menjadikan kota santri tersebut sebagai kabupaten terkaya di Jawa Tengah dari segi PDRB  yang nilainya mencapai Rp123.866.000 pada 2021 silam.

Baca juga: Magelang Kota Terkecil di Jawa Tengah, Ternyata Segini Luasnya

Berdasarkan penelusuran Solopos.com dari berbaagai sumber, Selasa (19/4/2022), sejarah berdirinya PT Djarum berawal dari sosok pengusaha Tionghoa bernama Oei Wie Gwan yang berjualan produk petasan dengan merk LEO.  Namun semenjak ada larangan produk petasan saat itu, akhirnya Oei beralih ke bidang rokok kretek yang sebelumnya sudah dikembangkan oleh Nitisemito.

Oei mendirikan PT. Djarum pada 21 April 1951 silam dan saat itu perusahan masih berbentuk perorangan dengan nama Pabrik Rokok (PR) Djarum. Produksi awal yang dihadirkan adalah sigaret kretek tangan (SKT) yang terdiri dari Djarum, Merata, Kotak Adjaib dan Kembang Tandjung yang dikerjakan oleh 70 pekerja.

Nama “Djarum” sebenarnya adalah merk dagang perusahaan NV Murup yang mengalami kebangkrutan dan kemudian diakuisisi oleh Oei. Djarum sendiri bermakna jarum pada gramaphone, sejenis alat pemutar piringan hitam kuno yang sebelumnya diproduksi oleh NV Murup tersebut. Sekarang, nama “Djarum” dipakai sebagai nama perusahaan rokok di Kudus.

Baca juga: Ini Lokasi Rawan Macet di Jateng saat Mudik Lebaran 2022, Ada 54 Titik

Pada 1955, perusahaan menghasilkan satu jenis produk rokok berupa rokok klobot (kulit jagung) dan mulai memperluas usahanya dengan membangun dua lokasi. Pada 1962, ditambah lagi satu unit produksi. Total produksi yang dihasilkan mencapai 329 batang.Namun pada 1963, terjadi kebakaran dan yang tersisa hanya satu unit produksi.

Diwariskan ke Hartono Bersaudara

Sepeninggal Oei pada 1963,  perusahaan dikelola oleh kedua anaknya, yaitu Michael Bambang Harotno dan Robert Budi Harotno yang juga sekaligus sebagai ahli waris perusahaan. Pada 1976, Djarum mengeluarkan produk sigaret kretek mesin (SKM), antara lan Djarum Filter Special, Djarum Filter Deluxe, dan Djarum Filtering Size.

Pada pertengahan 1970an, Djarum secara resmi mendirikan Research and Development Center untuk mengembangkan produk rokoknya. Di tengah besarnya pasar domestik untuk rokok kretek, pada 1972, Djarum mulau mengekspor kretek lintingan tangan  (SKT) dan lintingan mesin (SKM) ke pengecer tembakau di beberapa negara, seperti Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Korea, Jepang, Belanda dan Amerika Serikat dan produk yang dijual adalah Djarum Spesial

Baca juga: Asale Cipanas Pakujati Brebes, Dulu Kubangan Lumpur

Pada 1983, terjadi perubahan struktur organisasi dari PR berubah mejnadi Persero Terbatas (PT) sehingga namanya menjadi PT. Djarum Kudus. Hingga saat ini, PT Djarum memiliki unit di beberapa kota di luar Kabupaten Kudus, di antaranya di Kabupaten Pati, Kabupaten Rembang dan Kabupaten Jepara dengan total jumlah karyawan ada sekitar 75.000.

Djarum Group juga telah menjadi sponsor untuk beberapa event olahraga tingkat nasional dan internasional,muali dari bulu tangkis, sepak bola hingga balap. Pemilik saat ini yang dikenal dengan Hartono Brothers merupakan sosok terkaya di Indonesia versi Mjalah Forbes dengan kekayaan mencapai Rp610,62 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya