SOLOPOS.COM - Salah satu pengrajin ciu Bekonang, Sukoharjo. (Solopos/dok)

Solopos.com, SUKOHARJO — Usaha ciu Bekonang, Sukoharjo telah dikenal luas dan memiliki sejarah yang panjang. Industri rumahan pembuatan alkohol ini berawal sekitar tahun 1950.

Akan tetapi jauh sebelum itu, minuman beralkohol yang merupakan arak tradisional ini telah dikenal masyarakat Indonesia. Bahkan naskah Jawa kuno mulai abad ke-8 hingga abad ke-13 Masehi telah mentat tentang minuman tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dihimpun dari berbagai sumber, Senin (27/6/2022), ciu merupakan arak atau minuman fermentasi tradisional yang diolah dari niraa, beras, ketan, dan ketela. Dalam hal ini, ciu Bekonang merupakan arak yang diproses dari hasil penyulingan tetes tebu yang telah difermentasi.

Sejarah mencatat ciu bekonang merupakan minuman wajib perta rakyat pada masa penjajahan Belanda. Kala itu, orang-orang Belanda melirik arak termasuk ciu untuk dibisniskan.

Ekspedisi Mudik 2024

Sejak saat itu, pemasaran ciu berkembang bukan hanya di Pulau Jawa, tetapi merambah wilayah lain di Indonesia. Warna, rasa, dan aromanya yang khas membuat minuman keras satu ini digemari kalangan tertentu.

Baca juga: Rasanya Manis Kecut, Congyang Semarang Diklaim Lebih Elegan dari Ciu

Sejarah Ciu Bekonang

Salah satu sentra industri ciu yang legal berada di Desa Bekonang, kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah. Industri rumahan pembuatan alkohol di Bekonang berawal sekitar tahun 1950 lalu.

Ketika itu, usaha yang dimotori lebih kurang tujuh pengrajin masih berstatus ilegal. Mulai tahun 1985-an, pemerintah mengarahkan para pengrajin untuk membuat alkohol.

Saat itu pemerintah memroses legalisasi usaha rumahan pengrajin. Semakin banyaknya pengrajin alkohol saat ini, menurut Joko disebabkan banyaknya orang tua yang mewariskan usaha kepada anak mereka.

Baca juga: Congyang Semarang, Dulu Cuma Buat Obat Masuk Angin

Jalan Ciu

Saking fenomenalnya minuman miras ini, ciu menjadi salah satu jalan di Sukoharjo. Jalan itu dimulai dari traffic light Telukan ke timur hingga sepanjang sekitar lima kilometer, melewati Telukan, Grogol-Pangkalan, Telukan-Pranan, Polokarto-Karangwuni, Polokarto-Ngombakan, Polokarto-Bekonang, Mojolaban.

Jalan tersebut kemudian dipopulerkan para sopir truk dan bus saat menaikkan atau menurunkan penumpang yang mayoritas bakul alkohol di perempatan Telukan. Sejak itulah nama ciu terkenal dan disebut jalan ciu.

Jalan Ciu lebih dikenal dibandingkan dengan sebutan jalan raya Telukan-Polokarto-Bekonang. Jalan Ciu tercatat sebagai jalan kabupaten. Nama Jalan Ciu kini sudah telanjur mendarah daging di masyarakat sehingga nama jalan itu sulit diubah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya