SOLOPOS.COM - Tiga helikopter TNI terbang dengan mengibarkan bendera Merah Putih di kawasan Monas, Jakarta, Selasa (5/10/2021). Dalam rangka peringatan HUT Ke-76 Tentara Nasional Indonesia (TNI), sebanyak delapan pesawat helikopter TNI (AD, AL, AU) dengan call sign "Trimatra Flight" terbang melintasi langit Jakarta dengan membawa bendera Merah Putih dan bendera Lambang TNI yang berukuran 20x30 meter, serta 18 pesawat tempur TNI AU melaksanakan terbang formasi "arrow head" dan manuver "bomb burst". ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.

Solopos.com, SOLO — Warna merah dan putih pada Bendera Indonesia ternyata menurut sejarahnya sudah dikenal sejak zaman pra sejarah.

Bendera Merah Putih Indonesia pertama kali dibuat oleh Ibu Fatmawati, istri Presiden Soekarno pada Oktober 1944. Bendera tersebut berbahan katun Jepang tetapi ada juga yang menyebutkan bahan bendera tersebut adalah kain wool dari London yang diperoleh dari seorang Jepang. Bendera Pusaka Merah Putih ini kali pertama mempunyai ukuran 276 cm x 200 cm.

Promosi BRI Siapkan Uang Tunai Rp34 Triliun pada Periode Libur Lebaran 2024

Sang saka Merah Putih ditetapkan sebagai Bendera Indonesia ketika menjelang Kemerdekaan Indonesia. Kala itu, Ki Hajar Dewantara ditugaskan membentuk tim panitia untuk meneliti bendera dan lagu kebangsaan Indonesia. Panitia tersebut memutuskan, Bendera Merah-Putih harus berukuran panjang 3 meter dan lebar 2 meter. Sedangkan maknanya; merah itu berani, dan putih itu suci atau benar sehingga arti Bendera Merah-Putih adalah Berani atas Kebenaran.

Ekspedisi Mudik 2024

Tetapi, tahukah Anda ternyata warna Merah dan Putih pada Bendera Indonesia sudah dikenal sejak zaman pra sejarah?

Baca Juga: Kenapa Bendera Indonesia Merah Putih? Ternyata Begini Sejarahnya

Mengutip penelitian dari IAIN Syekh Nurjati Cirebon, warna merah dan putih sebetulnya sudah dikenal sejak zaman pra-sejarah, 6000 tahun silam. Pada zaman ini, masih dipercaya kepercayaan animisme dan dinamisme dengan adanya penghormatan kepada Sang Matahari yang dilambangkan warna merah dan Sang Rembulan yang dilambangkan warna putih.

Kemudian, pada kerajaan di Indonesia, warna merah dan putih dikenal sebagai lambang kemuliaan, seperti kembang tunjung-teratai Merah-Putih, keraton Merah-Putih, garuda Merah-Putih, aksara Merah-Putih di beberapa candi, hingga lukisan pahat Hanuman Api di Candi Prambanan dan Candi Panataran. Bukan hanya itu saja, warna merah dan putih juga diaplikasikan pada makanan di Indonesia, seperti bubur beras abang-putih di Pulau Jawa dan bubur sagu merah-putih di Papua.

Baca Juga: Lebih Murah Mana Upah Tukang Bangunan Harian atau Borongan di Solo?

Dalam sejarah Nusantara dijelaskan, Bendera Merah Putih dikibarkan pada 1292 M oleh tentara Jayakatwang ketika berperang melawan kekuasaan Prabu Kertanegara dari Kerajaan Singasari.

Jayatkawang yang merupakan keturunan raja dari Kediri melakukan pemberontakan dengan mengirim tentaranya yang mengibarkan panji-panji Merah-Putih dan gamelan ke arah selatan Gunung Kawi. Pemberontakan ini mendapatkan perlawanan dari tentara Singosari yang dipimpin oleh Raden Wijaya dan Ardaraja.

Peristiwa berkibarnya Bendera Merah-Putih ini dicatat dalam Piagam Butak yang kemudian hari disebut sebagai Piagam Merah-Putih. Dalam piagam tersebut, tertulis pula pembentukan kerajaan baru, yakni Kerajaan Majapahit.

Baca Juga: Hukum Pasang Gigi Palsu Menurut Islam, Bolehkah?

Bendera Merah Putih Era Kerajaan Majapahit

Dalam cerita sejarah tersebut, dijelaskan saat era Kerajaan Majapahit, penemuan Bendera Merah Putih berawal dari dua orang putri yang bernama Dara Jingga dan Dara Petak. Dua orang putri dari Kerajaan Melayu itu melambangkan Merah-Putih, jingga artinya merah dan petak artinya putih.

Selain itu, di era kejayaan Kerajaan Majapahit, bangunan istana tersusun dari tembok melingkar yang terbuat dari bata berwarna merah sertai lantai plester yang warnanya putih. Hal ini juga yang menyebabkan istana Majapahit disebut dengan Keraton Merah-Putih.

Bukan hanya dikompleks istana, Kerajaan Majapahit juga menggunakan warna Merah-Putih untuk kereta-kereta yang mengiringi upacara hari kebesaran raja. Hal ini membuat Merah-Putih di era Kerajaan Majapahit merupakan warna mulia dan diagungkan.

Baca Juga: Apa Itu Slebew, yang Viral di Tiktok dan Citayam Fashion Week?

Saking dimuliakannya, warna merah dan putih ini diwariskan dari Kerajaan Majapahit ke Kerajaan Mataram. Penemuan warna Merah-Putih sebetulnya tidak hanya terjadi di kerajaan di Pulau Jawa saja, tetapi meluas ke Sumatra dan Sulawesi.

Singkat cerita, warna merah dan putih juga digunakan Pangeran Diponegoro dalam melawan Belanda pada 1825-1830. Namun, dalam sejarahnya, Pangeran Diponegoro mengalami kekalahan pada 1830 sehingga membuat Bendera Merah Putih tak berkibar lagi dan Pangeran Diponegoro dibuang ke Makassar.

Baca Juga: Awal Mula Mitos Larangan Menikah di Bulan Sura

Setelah itu, Bendera Merah Putih pertama kali digunakan oleh para pelajar dan kaum nasionalis pada 1922 M. Mereka yang tergabung dalam Perhimpunan Indonesia mengibarkan Bendera Merah Ptuih dengan kepala banteng di tengah-tengahnya di Belanda.

Pada 28 Oktober 1928, dalam Kongres Pemuda Indonesia di Jakarta, para pemuda mengibarkan Bendera Merah Putih dihiasi dengan lambang garuda terbang. Kemudian, lambang garuda menjadi lambang tersendiri sehingga hanya menyisakan warna merah dan putih saja.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya