SOLOPOS.COM - Ilustrasi pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen. (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, JOGJA — Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menyebutkan ada sekitar 1.200 pelajar dari jenjang SMA/SMK serta SLB di DIY yang terpapar Covid-19 sejak kali pertama pembelajaran tatap muka atau PTM digelar pada 3 Januari 2022 lalu.

Selain tertular dari klaster PTM, ribuan pelajar ini juga mengalami penularan di lingkungan keluarga. Kepala Disdikpora DIY, Didik Wardaya, mengatakan ribuan pelajar yang terkonfirmasi Covid-19 itu berasal dari SMA/SMK dan SLB yang berada di bawah naungan Pemda DIY.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Adapun jumlah paparan itu merupakan hasil identifikasi Disdikpora DIY sejak PTM semester genap dimulai pada 3 Januari 2022 lalu. Dengan demikian dua bulan PTM berjalan ada 1.200 pelajar SMA, SMK dan SLB yang positif Covid-19. Jumlah itu berasal dari 60 sekolah.

Baca juga: Aman! Libur Panjang, DIY Belum Rencanakan Penyekatan

“Sejak tanggal 3 Januari atau PTM dimulai itu kira kira ada 1.200 siswa yang terpapar, itu berasal dari 60 sekolah,” katanya, Jumat (25/2/2022).

Didik memastikan dari jumlah tersebut tidak ditemukan ada tingkat keparahan pada siswa yang terpapar. Sebagian besar siswa yang terpapar Covid-19 tanpa gejala sehingga mereka cukup melakukan isolasi mandiri dan mengikuti pembelajaran secara daring.

“Tidak ada yang sampai parah, semuanya itu OTG. Ya cuma hasil skrining dia swab hasil positif, karena antisipasi penularan sehingga harus kami PJJ-kan,” katanya.

Penanganan siswa yang terpapar terkait medis dilakukan oleh faskes terdekat dengan sekolah, melalui pelacakan kontak warga sekolah dengan siswa yang dinyatakan positif. Menurut Didik tidak semua sekolah yang ditemukan kasus positif kemudian ditutup total. Jika penularan terjadi antarsiswa dalam satu kelas dan tidak melebar ke kelas lain, maka satu kelas tersebut yang harus pembelajaran daring. Akan tetapi jika penyebarannya sudah antarkelas maka satu sekolah harus PJJ dengan waktu tertentu.

Baca juga: 20 Pelajar DIY Ikut Program Siswa Mengenal Nusantara

“Otomatis kalau menular antarkelas berarti di-off-kan satu sekolah. Tetapi kalau hanya beberapa misalnya total ada berapa puluh kelas satu sekolah dan yang terpapar hanya lima kelas maka hanya lima kelas saja yang di-off-kan lalu PJJ. Kami luwes saja,” katanya.

Ia menambahkan penularan tersebut tidak semuanya klaster PTM, karena ada banyak yang tertular dari rumah. Didik meyakini prokes di sekolah sudah cukup ketat, justru ketika pelajar di luar sekolah yang kadang mengkhawatirkan.

“Memang ada beberapa yang tertular dari rumah kemudian menular ke beberapa siswa, jadi bukan karena PTM. Kalau di sekolah kami meyakini prokesnya cukup baik,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya