SOLOPOS.COM - Petugas Satpol PP Kota Solo memberikan imbauan siswa yang menongkrong di warung setelah Pembelajaran Tatap Muka (PTM) saat penertiban di Alun-alun Kidul Solo, Rabu (17/11/2021). (Istimewa/Dokumentasi Satpol PP Solo)

Solopos.com, SOLO — Satuan Petugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Solo mencatat hingga Senin (22/11/2021), jumlah kasus Covid-19 pada anak usia di bawah 15 tahun di Kota Bengawan mencapai 3.078 kasus.

Mayoritas anak-anak tersebut terpapar tanpa gejala namun berpotensi menjadi pembawa virus untuk anggota keluarga yang lain.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com, kumulatif sejak Maret hingga Senin ini berjumlah 26.032 kasus. Artinya kasus pada anak menyentuh 11,8%.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan mayoritas kasus pada anak tak bergejala. Mereka asimtomatik namun berpotensi menjadi pembawa atau carrier yang bisa menularkan virus kepada orang sekitarnya atau keluarga.

Ekspedisi Mudik 2024

Ia mengatakna kasus Covid-19 pada anak di Solo jamaknya akibat tertular dari anggota keluarga.

Baca Juga: Sedih! Ratusan Anak di Banyumas Jadi Yatim Piatu Gegara Covid-19 

“Kami menyimpulkan mereka tertular dari keluarga karena mereka enggak bepergian ke mana-mana. Saat pembelajaran jarak jauh (PJJ), mereka kan hanya di rumah. Kecuali, orang tua mengajak mereka pelesir. Jadi, tertular saat beraktivitas di luar,” kata dia Senin petang.

Ning, panggilan akrabnya, menambahkan Solo kembali menorehkan 0 temuan kasus baru pada Senin ini. Sehari sebelumnya, tambahan kasusnya hanya seorang dan beruntun satu digit sejak dua pekan lalu.

Sementara, kasus aktifnya pada Senin ini tersisa tujuh orang, di mana tiga di antaranya menjalani rawat inap di rumah sakit (RS). “Kasus pada anak juga jarang ada yang sampai dirawat di RS. Kalaupun ada, karena keluarganya juga dirawat di RS, sehingga ikut dirawat. Temuan kasus pada anak sekolah yang mengikuti Pemberlakuan Tatap Muka (PTM) kemarin, seluruhnya asimtomatik jadi isolasi mandiri di rumah,” bebernya.

Saat ini, pihaknya kembali menggelar surveilans uji swab acak PTM program Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Sudah ada beberapa SD yang menjadi sasaran uji swab PCR pada Senin ini.

“Ya, kami belum menerima hasilnya karena baru dimulai. Sasarannya 29 sekolah. Harapan uji swab acak ini, tentu menekan persebaran Covid-19 dengan penanganan dini,” jelas Ning.

Baca Juga: Soal Vaksinasi Covid-19 Anak 6-11 Tahun, Pemkot Madiun Tunggu Regulasi 

Pengambilan sampel uji swab menyasar 17 tingkat SD sederajat, delapan SMP sederajat, dan empat SMA/SMK sederajat. Jumlah itu 10% dari total sekolah di Solo yang menggelar PTM terbatas.

Kendati kasus pada anak jarang yang sampai mengalami perburukan, namun ia berpesan kepada orang tua untuk tetap waspada.

Potensi menjadi pembawa virus bisa menularkan kepada anggota keluarga lain yang lebih rentan. Di antaranya, kakek atau nenek yang sudah berusia lanjut.

“Ya, makanya kami menekan risiko perburukan dengan menggenjot vaksinasi pada kelompok usia itu. Capaiannya sudah lebih dari 70% total populasi lansia sehingga kami mendapat penghargaan dari Kemenkes,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya