Madiun
Senin, 2 Desember 2019 - 12:05 WIB

Sejak 2004 Hingga 2019, 150 ODHA di Madiun Meninggal Dunia

Abdul Jalil  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga melihat pameran poster tentang HIV Aids di acara peringatan Hari Aids Sedunia di Sun City Mall Madiun, Minggu (1/12/2019). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

Solopos.com, MADIUN -- Jumlah orang dengan HIV Aids (ODHA) di Kota Madiun sejak 2004 hingga 2019 terdeteksi 250 orang. Namun, kini tinggal sekitar 100 orang. Sebanyak 150 ODHA lainnya meninggal dunia dan pindah domisili.

Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes KB) Kota Madiun, Agung Sulistya Wardani, mengatakan sebagian besar ODHA di Kota Madiun sudah meninggal dunia. Pihaknya mencatat saat ini hanya ada sekitar 100-an ODHA yang masih hidup dan menjalani perawatan.

Advertisement

"Kami juga meregistrasi penderita HIV yang ada di lembaga pemasyarakatan [LP]. Kadang-kadang kan [napi] itu dipindah LP ," kata dia saat ditemui dalam peringatan Hari Aids Sedunia di Sun City Mall Madiun, Minggu (1/12/2019).

Dani menyampaikan pengidap HIV/AIDS saat ini banyak dari kalangan ibu rumah tangga atau heteroseksual. Biasanya suami yang awalnya terinfeksi HIV kemudian menularkan kepada istrinya.

"Saat ini justru banyak [pengidap] dari ibu rumah tangga. Mereka ini boleh dikatakan sebagai korban," jelasnya.

Advertisement

Dia berharap kepada warga yang berisiko mengidap HIV untuk bisa secara sukarela memeriksakan dirinya. Jangan sampai ada pengidap HIV tapi tidak tahu kemudian menularkan kepada orang lain, apalagi kepada istri sendiri.

Saat ini, para ODHA di Kota Madiun sudah bisa mengakses obat antiretroviral (ARV) di puskesmas. Sehingga mereka lebih mudah untuk mengaksesnya. ARV disediakan secara gratis.

Dinkes KB juga melakukan tes HIV terhadap ibu hamil. Hal ini sebagai deteksi dini supaya bisa ditangani secara khusus.

Advertisement

Pelaksana Program HIV di Puskesmas Oro-Oro Ombo Kota Madiun, Eti Rahayu, menyampaikan saat ini jumlah ODHA yang mengakses obat ARV di puskesmasnya ada 17 orang. "Kalau di Puskesmas kami yang banyak justru dari pasangan gay dan waria," ujar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif