SOLOPOS.COM - Ilustrasi mayat. (Dok Solopos)

Solopos.com, SRAGEN — Kisah tragis tentang warga yang ditemukan gantung diri terjadi di Sragen, Jumat (7/5/2022). Ironisnya, dalam sehari itu terdapat tiga warga Bumi Sukowati meninggal dengan posisi nggantung, di antaranya seorang ayah bersama anaknya yang masih kecil.

Kejadian gantung diri pertama terungkap di Kecamatan Gondang, Sragen. Seorang ayah berinisial A, 40, dan anaknya ditemukan warga dalam kondisi gantung diri di dalam rumah, Jumat, sekitar pukul 15.00 WIB.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saya mendapat laporan dari Pak RT setelah azan Asar tadi. Pak RT bilang mendapat laporan warga pada pukul 15.00 WIB. Bapak dan anak itu diketahui tergantung di rumahnya itu saat ada tetangga yang mengantar bancaan akikahan. Tetangga itu kaget melihat kondisi bapak dan anak yang sudah meninggal dunia itu kemudian lapor Pak RT,” ujar Kepala Desa di lokasi kejadian di Kecamatan Gondang, Warsito, saat dihubungi Solopos.com, Jumat sore.

Dia menerangkan langsung melaporkan kejadian itu ke petugas bhabinkamtibmas dan dilanjutkan ke Polsek Gondang. Warsito melanjutkan petugas Polsek Gondang dan puskesmas datang untuk menurunkan jenazah bapak dan anak itu dan dilakukan pemeriksaan luar. Setelah diperiksa, kedua jenazah diserahkan kepada keluarga untuk proses pemakaman.

Ekspedisi Mudik 2024

Dia menambahkan pada Jumat sore kondisi kedua jenazah dalam proses dimandikan dan rencana dimakamkan di salah satu tempat permakaman di Gondang, pada sore itu juga.

Baca juga: Gondang Sragen Geger! Bapak dan Anak Bunuh Diri Bareng

Lebih lanjut, dia mengaku tidak tahu menahu tentang motif yang melatarbelakangi aksi bunuh diri tersebut. Namun Warsito menduga bapak dan anak gantung diri bareng kemungkinan karena faktor ekonomi.

“Bapaknya itu diketahui bernama A [40] yang setiap hari berdagang pakaian dan mainan anak. Istrinya menjadi tenaga kerja di luar negeri. Kalau anaknya baru berumur lima tahun,” ujar Warsito seraya menyampaikan korban merupakan keluarga tidak mampu.

“Saat diturunkan itu kondisi jenazah sudah kaku. Kemungkinan kejadiannya saat siang hari. Tadi istri korban sudah diberitahu langsung dengan video call,” tambah dia.

Adonan Bakso Bakar

Sementara itu, kasus bunuh diri kedua terjadi di Kecamatan Kedawung, Sragen. Camat Kedawung, Sragen, Nugroho Dwi Wibowo, kepada Solopos.com, Jumat malam, mengungkapkan kejadian bunuh diri itu diketahui pada pukul 15.00 WIB. Dia mengatakan korban diketahui seorang pria berinisial S, 35.

Baca juga: Bunuh Diri Lagi di Sragen, Kini Penjual Bakso Bakar Gantung Diri

Kondisi korban yang tergantung itu, kata dia, diketahui kali pertama oleh putrinya yang baru berumur enam tahun. “Setelah melihat kejadian itu, bocah itu langsung memberitahu ibunya. Saat istri korban melihat kondisi suaminya maka langsung berteriak meminta tolong warga setempat. Korban gantung diri di dekat pintu dapur,” kata Nugroho.

Salah seorang warga Kecamatan Kedawung, Sugimin, menambahkan korban merupakan penjual bakso bakar. Sebelum bunuh diri, kata dia, korban sempat membuat adonan bakso bakar bersama istrinya.

Selain itu, ujar dia, korban juga sempat Salat Jumat di masjid. Dia mengatakan aksi nekat itu diduga dilakukan S saat sang istri menidurkan anaknya di kamar.

“Menurut keterangan warga korban nekat bunuh diri karena mengalami gangguan tidur selama empat bulan. Selain itu korban juga tidak kuat dengan penyakit asam lambung yang sering kambuh,” ujarnya.

Baca juga: Ini Pesan Terakhir Penjual Bakso Bakar di Sragen sebelum Gantung Diri

Sebelum bunuh diri, kata Sugimin, korban sempat menuliskan pesan dalam kertas yang dipakukan ke tembok. Dia menerangkan kertas itu berisi tulisan tangan debgan tinta spidol hijau.  “Mak/Pak tulung, jaga R, Rm, mbi K. Anggap anak dewe.”

Di bawah tulisan itu ada tulisan bolpoin warna hitam, “Aku wes gk kuat nglakoni urip gk iso turu, dudu mergo sopo-sopo, mergo aku dewe. Titip Ria karo bocah bocah.”

Peringatan: Bunuh diri bukanlah solusi untuk menyelesaikan permasalahan kehidupan. Jika Anda atau orang di sekitar Anda mengalami tekanan dan muncul pikiran untuk bunuh diri, segeralah hubungi hotline bunuh diri Indonesia melalui nomor 1119 (ekstensi 8) atau hotline kesehatan jiwa Kemenkes di nomor 021-500-454.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya