SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemakaman jenazah pasien Covid-19. (Istimewa/MDMC Sragen)

Solopos.com, SOLO — Satgas Penanganan Covid-19 Kota Solo mencatatkan tambahan 14 pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia dalam sehari pada Selasa (8/3/2022). Ternyata, tingginya kasus kematian dalam satu hari itu disebabkan keterlambatan input data.

Sebagian pasien tersebut meninggal dunia beberapa hari sebelumnya namun baru dilaporkan pada Selasa. Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan hingga Selasa, jumlah kematian pasien Covid-19 pada tahun ini mencapai 65 orang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dari jumlah itu, 70% di antaranya disumbang warga lanjut usia (lansia) dan sisanya berumur dewasa. “Selasa kemarin, tambahan kematian ada 14 orang karena input data yang terlambat dari rumah sakit. Beberapa ada yang sudah meninggal pada Februari,” ujar Ning, sapaan akrabnya, kepada wartawan di Balai Kota Solo, Rabu (9/3/2022).

Baca Juga: 9 Pasien Covid-19 Solo Meninggal pada Februari, DKK: Fatalitas Rendah

Pasien positif Covid-19 Solo yang meninggal dunia pada Februari itu baru masuk datanya pada Maret ini karena belum terinput di sistem induk yang terhubung dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Setiap kematian selalu diverifikasi dengan menghubungi kontak yang tersedia.

Hal itu untuk memastikan apakah pasien tersebut benar-benar warga Solo atau ber-KTP luar daerah namun tinggal di Solo. “Data tersebut penting karena mempengaruhi catatan epidemiologi,” jelasnya.

Baca Juga: Mendadak Naik, 14 Pasien Covid-19 Meninggal dalam Sehari di Solo

Tambah 4 Pasien Meninggal

Pada Rabu sore, Satgas Penanganan Covid-19 Solo mencatat ada tambahan dua pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia, sehingga kumulatifnya sejak Maret 2020 menjadi 1.159 jiwa dari total kasus 34.161. Artinya angka kematian pasien positif corona di Solo sekitar 3,39%.

Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, mengatakan kasus kematian yang terjadi hampir tiap hari patut menjadi perhatian. Seharusnya, masyarakat tak menyepelekan Covid-19 varian Omicron meski gejalanya dikatakan jauh lebih ringan dibandingkan varian Delta.

Baca Juga: Epidemiolog UNS Solo Ingatkan Bahaya Stres bagi Pasien Covid-19

Apabila menyerang kelompok rentan atau yang berpenyakit penyerta, Omicron tetap saja mematikan. “Warga lanjut usia menyumbang kelompok terbesar [pasien Covid-19] yang meninggal dunia. Vaksinasi booster terus kami galakkan agar mereka yang terpapar ini gejalanya tidak buruk,” terang Teguh.

Ia kembali mengingatkan catatan warga yang meninggal dunia, sebagian sudah divaksin Covid-19 dua kali, meski ada yang belum divaksin. Ia mendorong masyarakat yang belum divaksin booster untuk segera mendatangi fasyankes terdekat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya