SOLOPOS.COM - Ilustrasi penyajian Sego Wiwit yang modern (Instagram/@don_masak)

Solopos.com, KLATEN — Sego Wiwit merupakan menu tradisional yang tak lekang oleh zaman. Meski tradisional, menu ini tetap diburu pencinta kuliner di zaman modern.

Dikutip dari perpus.jatengprov.go.id, Selasa (21/6/2022), Sego Wiwit dikenal juga dengan nasi wiwit. Menu ini merupakan tradisi slametan atau sedekah bumi yang dilakukan para petani di daerah Klaten guna menyambut hasil panen Padi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Seiring berkembangnya zaman, keberadaan Sego Wiwit ikut berkembang. Sego Wiwit mulai dijual di warung makan di Klaten. Rasa dari nasi wiwit ini dinilai sangat menggugah selera nafsu makan. Biasanya, dalam satu porsi nasi wiwit terdapat sayur nasi dan lauk-pauk.

Solopos.com, pernah memberitakan menu khas asal Klaten ini, Maret 2022. Dilansir dari laman Instagram @don_masak, Rabu (23/3/2022), Sego Wiwit berasal dari dua kata dalam Bahasa Jawa, yaitu sega yang berarti nasi dan wiwit yang berarti permulaan.

Secara keseluruhan, makanan ini berarti sajian untuk memulai suatu tradisi yang sudah dijalankan turun temurun oleh masyarakat Jawa, khususnya para petani. Konon, Sego Wiwit merupakan bagian dari sesaji ritual yang ritual tradisi wiwitan. Biasanya tradisi ini dilakukan kaum petani Jawa saat menjelang musim tanam.

Baca Juga: Satpol PP Klaten Segel Pintu Masuk Taman Kuliner Klaten, Ada Apa?

Berdasarkan penelusuran pemilik akun dengan bertemu sejumlah narasumber yang asli petani tradisional, Sego Wiwit yang menjadi makanan khas di Klaten ini terdiri dari nasi uduk, urap sayur, ayam panggang, telur rebus, ikan asin, dan sambel gepeng (sambal yang berasal dari kedelai atau kacang tholo). Jika melihat komposisi yang ada di Sego Wiwit, sajian ini bisa dikatakan memiliki nilai gizi yang lengkap.

Ada dua olahan wajib yang harus diperhatikan karena inilah yang membedakan Sego Wiwit dengan nasi syukuran lainnya. Pertama, ayam panggang yang diolah sangat sederhana dengan bumbu ala kadarnya, yang terdiri dari garam, ketumbar, dan bawang putih lalu dibakar hingga ada sensasi gosong dan berasap.

Kedua adalah pengolahan sambal gepeng, yaitu harus berasal dari bahan utama kacang kedelai atau kacang tholo. Sego Wiwit disajikan di atas tampah (biasanya digunakan untuk mengayak beras) yang telah dilapisi dengan daun pisang dan biasanya di makan bersama-sama dengan sesama warga saat selesai melaksanakan ritual wiwitan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya