SOLOPOS.COM - Ilustrasi baterai mobil listrik. (Carusermagz.com)

Solopos.com, JAKARTA – Untuk mengetahui seberapa lama usia kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) serta usia baterai, berikut penjelasanya.

Para peneliti memperkirakan usia kendaraan listrik (EV) antara 18 sampai 20 tahun, sedangkan usia pakai baterai yang berkisar 3.000 sampai 5.000 kali pengisian daya, menurut peneliti senior ‘International Council on Clean Transportation’ (ICCT) Georg Bieker dalam video telekonferensi di Jakarta, Rabu (28/2/2024).

Promosi Championship Series, Format Aneh di Liga 1 2023/2024

“Kalau kami aplikasikan kedua data ini ke dalam capaian jangkauan jarak tempuh, pengguna EV dapat dengan mudah dibawa hingga 1 juta kilometer, ini sangat jauh,” kata Bieker dalam acara ‘Workshop Media: Course to Zero (Emissions)’ di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu.

Hasil studi ICCT menilai kendaraan listrik memiliki jangkauan tempuh lebih terbatas dibandingkan kendaraan berbasis mesin pembakar bahan bakar minyak (BBM) internal atau ‘Internal Combustine Engine’ (ICE).

Namun, usia pakai yang jauh lebih lama karena bagian-bagian komponen penggerak yang lebih sederhana dibandingkan kendaraan berbasis ICE yang memiliki komponen-komponen lebih rumit.

Kelebihan lainnya adalah daur ulang komponen-komponen penggerak kendaraan listrik juga dimungkinkan. Misalnya baterai, kalau didaur ulang maka kita bisa mendapat kembali nikelnya, kobalt, dan bahan-bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat baterai. “Jadi dapat menggunakan kembali material-material itu untuk pabrikan baru,” kata Bieker yang diketahui berbicara di Jakarta dari Kota Berlin, Jerman lewat aplikasi Zoom.

Belum lagi menghitung risiko biaya pencemaran, seperti perawatan kesehatan pernapasan setelah menghirup gas buang dari kendaraan ICE. Itu sebabnya, EV disebut memiliki suatu siklus hidup yang lebih ramah lingkungan dibandingkan kendaraan ICE.

Elektrifikasi penuh armada kendaraan global ditambah jaringan listrik bebas energi fosil diperlukan untuk membatasi pemanasan global di bawah dua derajat Celcius.

Kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) lebih direkomendasikan untuk mencapai target tersebut, dibandingkan jenis fuel-cell electric vehicle (FCEV) atau hibrida, dan kendaraan hibrida yang memakai colokan isi daya (plug-in hybrid).

??????”Meskipun hybrid dan plug-in hybrid menawarkan efisiensi energi, tapi mereka tetap masih mengandalkan penggunaan (relying on use) energi fosil,” kata Bieker.

Sementara itu Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenkomarves) Rachmat Kaimuddin yang hadir dalam acara tersebut mengatakan pemerintah mendukung elektrifikasi pada sektor transportasi.

Itu karena konsumsi energi fosil menyebabkan peningkatan emisi gas rumah kaca dan polusi udara. “Konsumsi energi fosil yang masih tinggi pada sektor industri dan sektor transportasi. Keduanya memberi dampak terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca dan polusi udara,” kata Rachmat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya