SOLOPOS.COM - Suasana di kawasan Kali Pepe yang melintasi wilayah Kampung Kebalen, Solo. Kawasan ini akan menjadi bagian dari proyek penataan lingkungan Kali Pepe yang akan dijadikan kawasan wisata air dengan pembangunan instalasi pengolah limbah cair untuk menjaga kebersihan sungai, pembangunan jalur hijau, pedestrian dan ruang publik lainnya. (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu/dok)

Suasana di kawasan Kali Pepe yang melintasi wilayah Kampung Kebalen, Solo. Kawasan ini akan menjadi bagian dari proyek penataan lingkungan Kali Pepe yang akan dijadikan kawasan wisata air dengan pembangunan instalasi pengolah limbah cair untuk menjaga kebersihan sungai, pembangunan jalur hijau, pedestrian dan ruang publik lainnya. (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

Suasana di kawasan Kali Pepe yang melintasi wilayah Kampung Kebalen, Solo. Kawasan ini akan menjadi bagian dari proyek penataan lingkungan Kali Pepe yang akan dijadikan kawasan wisata air dengan pembangunan instalasi pengolah limbah cair untuk menjaga kebersihan sungai, pembangunan jalur hijau, pedestrian dan ruang publik lainnya. (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

SOLO – Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Solo akan memrioritaskan pembangunan kawasan bantaran Kali Pepe sebagai objek wisata air. Pembangunan ini untuk mendukung rencana pengembangan segitiga emas Banjarsari yaitu Jl S Parman, Monumen ’45 Banjarsari dan Proliman Balapan sebagai kawasan wisata terpadu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut Kabid Cipta Karya DPU, Suratna, pengembangan segitiga emas tersebut bakal mendongkrak potensi ekonomi dan heritage di sepanjang Kali Pepe. “Proyek itu bisa memunculkan zona yang potensial untuk pengembangan ekonomi dan budaya dari masyarakat sekitar,” kata dia kepada Solopos.com.

Dijelaskannya, proyek penataan bantaran Kali Pepe dengan biaya Rp900 juta tersebut menyasar kawasan sungai dari belakang Pura Mangkunegaran hingga Kebalen. Sepanjang jalur tersebut bakal dibuat jalur hijau, tempat bersantai dan jalur pedestrian. Hingga kini, pihaknya masih menyelesaikan detail engineering desain (DED) penataan kali sepanjang 870 meter tersebut. “Akhir Mei DED bisa selesai dan awal Juli proyek bisa kami mulai,” jelasnya.

Proyek tersebut bakal melewati empat kelurahan, yakni Keprabon dan Setabelan di Jebres, Kampung Baru dan Kepatihan Kulon di Banjarsari. Dalma pelaksanaan, pihaknya bakal mempertahankan sejumlah bangunan yang masih digunakan untuk fasilitas publik seperti pos ronda, tempat wudu dan kamar mandi umum. Namun, pihaknya bakal menertibkan bangunan pribadi seperti rumah, kandang ayam, dapur dan jemuran. “Untuk rumah jumlahnya sekitar 30 bangunan, tapi penertibannya masih tahun depan karena terkendala dana,” terangnya.

Untuk mendukung penataan kali, pihaknya bakal membangun empat instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang akan menyaring limbah rumah tangga di sekitar kali tersebut. Setelah melalui IPAL tersebut semua air yang masuk ke kali menjadi lebih bersih dan tidak menimbulkan pencemaran.

Sementara itu, proses pengerukan sedimentasi Kali Pepe mengalami kemacetan beberapa bulan ini. Pasalnya, alat berat jenis hidrolik aksavator yang biasa digunakan saat ini dipinjam pihak pengelola TPA Putri Cempo sejak Maret lalu. Menurut Kabid Drainase DPU, Budi Santosa, pengerukan sedimentasi bakal dilakukan setelah alat berat dikembalikan. Selain itu, untuk melakukan pengerukan pihaknya harus membeli bahan bakar solar nonsubsidi, padahal sebelumnya pengajuan biaya menggunakan solar bersubsidi. “Sebenarnya kami punya dua tapi kalau pengerukan dengan satu alat kan hasilnya enggak maksimal,” ungkapnya.

Seorang warga yang tinggal di depan bantaran Kali Pepe, Suripni, 55, mengaku telah mengetahui proyek penataan kali tersebut melalui petugas yang mengukur panjang kali. Wanita itu mengaku mendukung proyek tersebut dengan pertimbangan untuk kepentingan publik. Meski demikian, sejumlah warga di lokasi tersebut mendapat konsekuensi untuk menciptakan lingkungan yang lebih rapi. Pasalnya, di sekitar bantaran tersebut masih digunakan untuk tempat jemuran dan memasak oleh sebagian warga. “Ya nanti jemuran-jemuran ini bakal kami pindah biar lebih rapi,” ungkap warga Pringgading RT 004/RW 009, Setabelan, Banjarsari, tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya